AMNT Tandatangani Perjanjian Pendahuluan Pasokan LNG dengan Pertamina Untuk Dukung Operasi Penambangan Berkelanjutan.
Energi

Gandeng Pertamina, Anak Usaha Amman (AMMN) Garap Proyek PLTGU 450 Megawatt

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) terkait proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) sebesar 450 Megawatt.

Energi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) terkait proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) sebesar 450 Megawatt. Hal itu untuk memastikan kecukupan pasokan Liquified Natural Gas (LNG). 

Disampaikan oleh Corporate Secretary AMMN Vemmy Febrianty, proyek PLTGU itu melibatkan anak perusahaan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan telah menandatangani perjanjian pendahuluan head of agreement (HOA) dengan Pertamina pada Rabu 20 September 2023.

"Operasional PLTGU untuk mendukung kebutuhan energi atas operasional smelter tembaga yang dibangun oleh anak perusahaan AMMN, yakni PT Amman Mineral Industri (AMIN)," jelasnya dalam keterangannya. 

Sementara itu, Direktur Utama AMNT, Rachmat Makkasau menuturkan, kemitraan strategis dengan Pertamina yang didukung SKK Migas merupakan langkah penting untuk membantu AMNT dan berkomitmen menjalankan operasinya dengan praktik penambangan berkelanjutan.

“Sebagai salah satu produsen tembaga dan emas terbesar di dunia, AMNT berkomitmen menjalankan operasinya dengan praktik penambangan berkelanjutan. Saat ini kami sedang membangun PLTGU berkapasitas 450 Megawatt untuk mendukung perluasan operasi kami di lokasi Batu Hijau, yang akan menggunakan sumber energi yang lebih ramah lingkungan, yaitu gas,” jelas Rachmat.

Ia menyampaikan, kapasitas PLTGU AMNT akan mencapai hampir tiga kali lebih besar dibandingkan pembangkit listrik yang sudah ada. Hal tersebut guna mendukung operasional fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia, perluasan pabrik pengolahan (processing plant), dan penambangan Fase 8. 

“PLTGU ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2024. Pembangunan seluruh proyek ekspansi di lokasi Batu Hijau menegaskan komitmen AMMN dalam mendukung agenda hilirisasi industri pertambangan Indonesia yang dituangkan dalam UU Minerba,” papar Rachmat. 

AMNT telah melakukan berbagai inisiatif untuk menurunkan emisi karbon dari operasinya, termasuk integrasi pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik (Solar PV) ground mounted sejak Juni 2022, dengan kapasitas puncak 26,8 Megawatt. 

Pasalnya, dengan sistem Solar PV tersebut, dapat mengurangi emisi CO2 hingga 40.000 ton per tahun. Selain itu, program lain seperti reklamasi, rehabilitasi daerah aliran sungai (Rehab DAS), dan pengalihan air bersih juga berkontribusi terhadap penyerapan karbon.

Sebagai informasi, penandatanganan Perjanjian Pendahuluan dilakukan oleh Direktur Utama AMNT, Rachmat Makkasau, dan Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, Salyadi, pada acara International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) ke-4 di Bali Nusa Dua Convention Center.

Proyek Smelter 

Sebelumnya, AMMN terus mengupayakan pembangunan smelter tembaga dengan nilai investasi hingga US$3 miliar pada 2024 mendatang.  Smelter yang dibangun melalui anak usaha, PT Amman Mineral Industri (AMIN) bakal mempunyai kapasitas awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun yang direncanakan mampu mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang. 

Selain itu, smelter dengan investasi lebih dari US$3 miliar, juga bakal membangun smelter, process plant, dan power plant baru, yang disebut-sebut mampu menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat dengan konsentrasi 98,0 persen. 

Sementara itu, untuk pemurnian logam mulia, smelter tersebut juga akan menghasilkan 18 ton emas batangan dengan kemurnian emas 99,9 persen, 55 ton perak batangan dengan kemurnian perak 99,9 persen, dan logam mulia lainnya.