Industri

Gantikan Jeff Bezos Jadi CEO Amazon, Ini 3 Tantangan yang Bakal Dihadapi Andy Jassy

  • Mundurnya Jeff Bezos sebagai CEO Amazon menjadikan Ahli Cloud Andy Jassy maju ke kursi pemimpin selanjutnya.

Industri
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA- Mundurnya Jeff Bezos sebagai CEO Amazon menjadikan Ahli Cloud Andy Jassy maju ke kursi pemimpin selanjutnya. Sebagai pimpinan perusahaan berbasis teknologi besar dunia, tentunya banyak tantangan yang akan dihadapi Andy saat menahkodai Amazon.

Apa saja kira kira tantangan tersebut? Berikut adalah tiga tantangan yang bakal dihadapi Andy sebagai CEO Amazon. Simak ulasannya;

  1. Membawa Amazon lebih dari sekedar toko

Amazon dikembangkan Bezos sejak 27 tahun lalu. Bermula dari sebuah situs jual beli buku online yang beroperasi di garasi rumah, Amazon kini dikenal menjadi toko daring yang menjual berbagai macam semua barang.

Dengan campur tangan Jassy sebagai ahli teknologi Amazon saat itu, ia berhasil membangun bisnis berbasis teknologi yang menjanjikan bagi Amazon. Contohnya Amazon web service yang menjalankan pusat data yang melayani berbagai kebutuhan.

Selain itu, Amazon juga mulai memperluas lini bisnisnya dengan masuk ke ranah hiburan dengan membeli studio yang memproduksi film James Bond Kini Amazon. Amazon juga diketahui merambah ke bisnis kesehatan sehingga membuatnya tak lagi sekedar toko online.

Dari segi performa perusahaan, saham Amazon dibuka dengan harga US$1,5 per lembar saham. Saat ini, harga sahamnya melonjak menjadi US$3.500 per lembarnya. Kini, Amazon memiliki valuasi sekitas US$1,7 triliun.

Alhasil, dari perusahaan yang dirintis di garasi, Amazon kini menjadi perusahaan paling berharga di dunia. Tugas Andy sebagai CEO baru adalah menjaga hal tersebut, bahkan melampauinya.

2. Regulasi

Semakin tinggi pohon, angin yang bertiup akan semakin kencang. Inilah yang mungkin dirasakan Amazon saat ini. Sebagai perusahaan berbasis teknologi terbesar di dunia, Amazon banyak dikejar oleh regulator global.

Biasanya, regulator global bakal menyinggung masalah pajak, pengumpulan data, hingga narasi undang-undang antimonopoli yang memungkinkan Amazon menghadapi denda besar.

Saat ini, Amazon tengah dalam upaya penyelidikan oleh Komisi Perdagangan Federal yang diajukan langsung oleh Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden.

Meski tidak disebutkan untuk apa penyelidikan dilakukan, ada perkiraan hal ini melibatkan konflik kepentingan Amazon sebagai pelapak di platformnya sendiri dengan pelapak pihak ketiga.

Amazin dituduh menggunakan data kepemilikan vendor pihak ketiga tersebut untuk membuat produk terlaris dengan harga yang lebih murah dari yang ditawarkan pelapak pihak ketiga.

Selain itu, saat ini kongres juga tengah mempertimbangkan undang-undang antimonopoli baru yang bisa mengubah bisnis Amazon. Tugas baru Andy sebagai CEO adalah menghadapi tantangan regulasi tersebut sembari membawa Amzon agar cepat beradaptasi dengan regulasi yang sudah ditetapkan.

3. Tantangan internal dan kompetitor

Selain dua tantangan internal dan kompetitor merupakan sesuatu yang harus dihadapi Jassy. Sebagai perusahaan teknologi besar di Amerika, mau tak mau kompetitor Amazon adalah perusahaan besar lainnya seperti Microsoft.

Baru baru ini, Walmart menandatangani kesepakatan mengenai komputansi awan dengan Microsoft. Hal ini tentunya mempersempit lahan Amazon serta menghambat laju AWS sebagai pemimin pasar penyedia layanan komputansi awan.

Dari sisi internal, saat ini Amazon juga menghadapi potensi gangguan. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Amazon tengah bergulat dengan serikat pekerja yang berada di gudang terkait pemenuhan kebutuhan kelompok buruh.

Selain itu, sejumlah perusahaan StartUp juga mulai membajak karyawan Amazon dengan menawarkannya jam kerja yang lebih fleksibel. OLeh sebab itu, Amazon segera memperbaiki keputusan mereka dari memberlakukan budaya kerja yang kantor-sentris menjadi tatap muka selama tiga hari dalam seminggu. (RCS)