<p>Biskop CGV. / cgv.id</p>
Industri

Gara-gara Corona, Bioskop CGV Rugi Rp662 Miliar

  • Sejak 23 Maret 2020, jaringan bioskop CGV di Indonesia telah berhenti beroperasi untuk sementara.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Penutupan bioskop sejak pandemi COVID-19 Maret lalu membuat bisnis PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) ikut terpuruk. Laporan keuangan perusahaan ini yang dirilis 30 Juli 2020 mengungkapkan, pengelola bioskop ini menderita akumulasi kerugian hingga Rp661,87 miliar.

Sementara hanya di semester I-2020, perusahaan dengan brand CGV Cinemas ini mengalami rugi bersih Rp185 miliar. Padahal, CGV pada periode yang sama tahun lalu masih untung Rp41,10 miliar.

Salah satu sumber kerugian perseroan tahun ini adalah terpangkasnya pendapatan akibat tidak beroperasinya bioskop menyusul kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai kota.

Selama enam bulan tahun ini, perusahaan yang dikuasai investor Korea Selatan ini hanya meraih pendapatan Rp233,83 miliar. Segmen bioskop sebagai bisnis utama menyumbang Rp145,16 miliar, kemudian makanan dan minuman berkontribusi Rp60,37 miliar. Sumber lainnya adalah iklan sekitar Rp28,20 miliar.

Dalam situasi normal, bisnis bioskop ini sebenarnya cukup menggiurkan. Sebagai gambaran, di semester-I 2019, Graha Layar Prima mampu meraih pendapatan hingga Rp682,39 miliar. Sebesar Rp444,09 miliar pendapatan dari bioskop, Rp171,46 miliar melalui bisnis makanan dan minuman serta iklan menyumbang Rp66,30 miliar.

Jurus Hadapi Pandemi

Untuk menekan biaya, dalam laporannya manajemen Graha Layar Prima menyampaikan sejumlah rencana. Pertama, meningkatkan efisiensi group. Yaitu dengan mengembalikan biaya operasional secara signifikan seperti gaji, sewa, dan utilitas lainnya.

Kedua, melakukan penarikan pinjaman baru dan memperbarui perjanjian pinjaman bank untuk ekspansi bioskop baru. Ketiga, melakukan evaluasi terhadap rencana penambahan bioskop baru perseroan.

Sebelumnya Head of Sales and Marketing CGV Cinemas Manael Sudarman mengatakan, pihaknya akan membatasi jumlah penonton dalam setiap ruangan auditorium dengan maksimal 50% dari kapasitas normal ketika sudah diijinkan beroperasi.

“Kami mengacu pada kebijakan pemerintah, kapan bioskop diperbolehkan buka lagi. Pada dasarnya CGV comply dengan regulator. Harapan kami, tentunya untuk bisa segera diperbolehkan buka lagi,” kata Manael kepada reporter TrenAsia.com.

Sejak 23 Maret 2020, jaringan bioskop CGV di Indonesia telah berhenti beroperasi untuk sementara. Hal ini dilakukan berdasarkan instruksi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah daerah dalam upaya kewaspadaan terhadap penularan virus corona yang menyebabkan COVID-19. Jumlah bioskop yang sementara ditutup sebanyak 68 bioskop dengan 397 layar yang tersebar di 33 kota dan 15 provinsi di Indonesia. (SKO)