Gara-gara Jatuhnya Harga Bitcoin, Bandar Kripto Ini Sampai Bangkrut
- Sebelumnya, Three Arrow Capital pun sudah dinyatakan default (gagal bayar utang) oleh Voyager Digital karena gagal melakukan pembayaran atas pinjaman senilai lebih dari US$665 juta (Rp9,9 triliun).
Fintech
JAKARTA - Kejatuhan harga Bitcoin dan Terra (LUNA) berimbas kepada bangkrutnya perusahaan pengelola investasi (hedge fund) Three Arrow Capital yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Ethereum World News, perusahaan yang nilai kelolaannya mencapai US$10 miliar atau setara dengan Rp149,6 triliun dalam asumsi kurs Rp14.960 perdolar AS itu dilaporkan bangkrut setelah broker kripto Voyager Digital menghentikan aktivitas perdagangan dan penarikan atas kerugian perusahaan yang mencapai US$646 juta (Rp9,66 triliun).
Sebelumnya, Three Arrow Capital pun sudah dinyatakan default (gagal bayar utang) oleh Voyager Digital karena gagal melakukan pembayaran atas pinjaman senilai lebih dari US$665 juta (Rp9,9 triliun).
- UNESCO Sahkan Kemenangan Ukraina atas Rusia dalam Sektor Kuliner
- Peneliti Temukan Ikan Aneh Tembus Pandang di Perairan Alaska
- Mayoritas Kripto Big Cap di Zona Merah, Bitcoin Berpotensi Jatuh Menembus Level Support
Untuk diketahui, Three Arrow Capital adalah perusahaan hedge fund yang memiliki portofolio di sejumlah proyek kripto, seperti Bitcoin, Aave, Avalanche, Polkadot, Solana, Terra, Axie Infinity, dan BlockFi.
Pengadilan Negeri British Virgin Island pun memerintahkan Three Arrow Capital untuk melikuidasi kelolaannya karena kegagalan tersebut.
Meski demikian, pihak Three Arrow Capital lebih memilih untuk menyatakan kebangkrutannya ketimbang melakukan likuidasi yang dapat memicu kemerosotan harga yang tajam atas aset-aset kripto yang disimpan oleh perusahaan.
Three Arrow Capital memang sudah terkena pukulan bertubi-tubi karena pasar kripto yang diterpa tren bearish selama beberapa minggu terakhir.
Harga Bitcoin yang terus menukik hingga ke kisaran US$20.000-an (Rp292,2 jutaan), ditambah dengan kegagalan proyek Axie Infinity pun menjadi asal muasal kebangkrutan perusahaan yang didirikan pada tahun 2012 itu.
Selain itu, tragedi kejatuhan aset kripto Terra yang terjadi pada bulan Mei pun turut berperan terhadap bangkrutnya Three Arrow Capital karena LUNA adalah salah satu aset kripto yang masuk ke daftar portofolio mereka.
- NASA Minta Debu Bulan dan Kecoak Mereka Dikembalikan
- Lingkungan Nyaman dan Gaji Besar, Berikut 5 Tempat Kerja Terbaik di Indonesia Versi LinkedIn
- 7 Negara dengan Konsumsi Batu Bara Terbesar di Dunia
Selama enam bulan pertama tahun 2022, industri kripto memang sedang menghadapi ujian yang cukup berat. Sentimen negatif yang datang dari kondisi makroekonomi yang sedang berlangsung membuat banyak investor menarik diri.
Menurut founder dan CEO Binance Exchange, Changpeng Zhao, pasar kripto saat ini sejatinya memang sedang berada di fase bearish jika ditinjau berdasarkan siklus empat tahunan.
CEO PT Indodax Naional Indonesia Oscar Darmawan pun mengatakan hal senada. Dikatakan oleh Oscar, setelah menunjukkan kinerja cemerlang pada 2021, tahun 2022 adalah fase bagi pasar kripto untuk memasuki tren bearish.