Gara-Gara Malaysia, Kerugian Tambang Emas J Resouces Membengkak
- Emiten pertambangan emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menuding peraturan pembatasan sosial yang ada di Malaysia menjadi salah satu penyebab kerugian perseroan kuartal III-2021 membengkak.
Korporasi
JAKARTA – Emiten pertambangan emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menuding peraturan pembatasan sosial yang ada di Malaysia menjadi salah satu penyebab kerugian perseroan kuartal III-2021 membengkak.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur PSAB Sanjaya J dalam acara paparan publik (public expose) perseroan yang dilakukan di The Ritz Carlton, Jakarta, pada Jumat, 3 Desember 2021.
Peraturan pembatasan sosial yang dimaksud tersebut adalah Movement Control Order (MCO) yang sempat diberlakukan sebagai upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di Malaysia pada 18 Maret 2020 sampai 1 Agustus 2021.
- Emiten Batu Bara RMK Energy Milik Tony Saputra Listing Pagi Ini
- Emiten Menara (TOWR) Milik Grup Djarum Bagikan Dividen Interim, Cek Jadwalnya
- Bos Mayapada Group Dato Sri Tahir Tambah Saham di MPRO Jadi 21,25%
Sejumlah aturan protokol kesehatan yang berlaku di Malaysia itu disebut menjadi salah satu penyebab terganggunya produktivitas opersional PSAB di sejumlah tambang. Salah satu tambang Penjom di Malaysia milik perusahaan yang sempat terhenti proses produksinya akibat pembatasan.
Hal tersebut berpengaruh terhadap capaian target produksi dan volume penjualan perseroan yang berimbas pada rapor kinerja yang buruk pada kuartal III-2021.
Adanya penerapan protokol kesehatan, baik yang berlaku di Indonesia maupun Malaysia tersebut juga menyebabkan adanya tambahan biaya produksi karena adanya aktivitas protokol kesehatan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal III-2021 yang dilaporkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok penjualan PSAB meningkat hingga 48,75% (year-on-year/yoy) dari US$76,51 juta pada kuartal III-2020, menjadi US$113,81 juta pada kuartal III-2021.
Sanjaya juga menjelaskan bahwa target produksi dan sales tahun ini dipastikan tidak akan tercapai sesuai dengan rencana.
“Untuk sales kurang lebih masih mirip, kurang lebih 130.000 itu ekspektasinya kita seperti tahun lalu,” lanjutnya dalam paparan publik tersebut.
Untuk outlook PSAB tahun depan, perseroan akan terus beroperasi dan berproduksi dari site existing, yaitu Bakan dan Penjom, sambil menunggu Doup commence yang sedang dalam fase konstruksi dan ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal IV-2022 di tahun depan.
Emiten pertambangan mineral, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) mencatat kinerja yang kurang memuaskan pada kuartal III-2021. Kendati penjualan naik, perseroan mesti menelan pil pahit kerugian yang semakin dalam pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangannya, perseroan membukukan penjualan sebesar US$191,78 juta atau setara Rp2,78 triliun (kurs tengah BI yang digunakan PSAB, yakni Rp14.493 per dolar Amerika Serikat) per 30 September 2021.
Meskipun berhasil meningkatkan penjualan, rugi bersih perseroan pada triwulan ketiga tahun ini justru bertambah hingga 263,17% yoy menjadi US$15,91 juta atau sebesar Rp230,60 miliar dari US$4,38 juta atau setara Rp63,50 miliar pada akhir September 2020.