Gara-Gara Merger, Saham BRIS Melejit 25% Kena Auto Reject Atas
Saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) melesat 25% ke level Rp1.125 per lembar pada sesi I perdagangan, Selasa 13 Oktober 2020.
Industri
JAKARTA – Saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) melesat 25% ke level Rp1.125 per lembar pada sesi I perdagangan, Selasa 13 Oktober 2020. Tingginya kenaikan nilai saham itu membuat BRIS terkena auto reject atas (ARA) sesuai peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00023/BEI/03-2020 perihal perubahan Batasan Auto Rejection, dijelaskan bahwa sistem auto reject ini diterapkan untuk mencegah terjadinya kenaikan maupun penurunan drastis pada suatu nilai saham.
Sistem auto rejection itu berlaku terhadap harga penawaran jual atau permintaan beli saham yang dimasukkan dalam Jakarta Automated Trading System (JATS). Berikut bunyi peraturan baru yang telah disesuaikan tersebut.
- Bagi saham Rp50 – Rp200 per lembar akan terkena ARA jika kenaikan saham lebih dari 35%. Sebaliknya, akan terkena auto reject bawah (ARB) jika penurunan nilai saham di bawah 10%.
- Bagi saham Rp200 – Rp5.000 per lembar akan terkena ARA jika kenaikan saham lebih dari 25%. Sebaliknya, akan terkena auto reject bawah (ARB) jika penurunan nilai saham di bawah 10%. BRIS masuk dalam kategori ini.
- Bagi saham dengan harga lebih dari Rp5.000 per lembar akan terkena ARA jika kenaikan saham lebih dari 25%. Sebaliknya, akan terkena auto reject bawah (ARB) jika penurunan nilai saham di bawah 10%.
Saham Melonjak
Saham BRIS melonjak usai kabar merger tiga bank umum syariah (BUS) pelat merah mencuat pagi tadi. Rencananya, pengumuman merger atas Bank BRI Syariah, PT BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) akan diumumkan siang ini.
Namun, sebelum kabar itu resmi diumumkan, investor sudah ramai-ramai memburu saham BRIS. Mengutip data RTI Business, total saham yang diperdagangkan untuk anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ini mencapai Rp981,06 miliar atau nyaris Rp1 triliun.
Dengan capaian itu, BRIS pun memimpin di posisi teratas daftar top gainers pada sesi I hari ini. Masih dari data yang sama, saham BRIS juga menjadi salah satu emiten yang paling banyak diburu asing (net foreign sell/NFS) dengan total Rp35,3 miliar. Sementara aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFS) untuk saham BRIS hanya sekitar Rp3,1 miliar. (SKO)