Gara-Gara Pandemi, Jadwal On Stream Proyek JTB Mundur Hingga Akhir 2021
Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dijadwalkan on stream pada kuartal III-2021 harus tertunda akibat pandemi COVID-19. Hingga akhir Maret 2021, progres keseluruhan pembangunan proyek ini baru 89,37%.
Industri
JAKARTA – Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dijadwalkan on stream pada kuartal III-2021 harus tertunda akibat pandemi COVID-19. Hingga akhir Maret 2021, progres keseluruhan pembangunan proyek ini baru 89,37%.
Meskipun demikian, pemerintah menargetkan pembangunan proyek bisa dirampungkan pada akhir tahun ini.
“JTB itu karena covid ada keterlambatan. Kami sudah minta manajemen untuk mengejar (pembangunan) kembali sehingga proyek ini dapat menghasilkan gas di akhir tahun,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 April 2021.
Ia menjelaskan, proyek fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF) JTB akan memproduksi gas dan kondensat. Produksi rata-rata raw gas sebesar 315 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Optimasi desain melalui perubahan teknologi pada unit GPF, lanjut Arifin, menghasilkan potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD. Dengan begitu, diharapkan ada peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Adapun realisasi biaya GPF sebesar US$974,44 juta atau setara Rp13,6 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat). Jumlah ini kurang lebih 73,40% dari Authorization for Expenditure (AFE) yang sebesar US$1.328 juta.
Dalam masa pembangunan ini, jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 7.842 orang.
Selain membangun GPF serta fasilitas pendukungnya, proyek ini juga melakukan pengeboran enam sumur pengembangan dan satu sumur plug dan abandonment.
Sebagai informasi, proyek JTB sendiri dikelola oleh Pertamina lewat Pertamina EP Cepu (PEPC) dari ExxonMobil di mana kesepakatan telah ditandatangani pada November 2017. (RCS)