<p>ilustrasi</p>
Gaya Hidup

Gara-Gara Pikiran, Perut Bisa Bermasalah

  • NEW YORK-Ketika muncul masalah perut, biasanya akan langsung dihubungkan dengan pola makan yang tidak benar. Memang tidak salah, tetapi ternyata sakit perut juga bisa disebabkan oleh pikiran  Anda. “Pikiran dan tubuh berhubungan erat,” kata asisten profesor klinis di Department of Psychiatry NYU Grossman School of Medicine, Paraskevi Noulas sebagaimana dikutip  Shape Kamis 13 Agustus 2020. […]

Gaya Hidup
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

NEW YORK-Ketika muncul masalah perut, biasanya akan langsung dihubungkan dengan pola makan yang tidak benar. Memang tidak salah, tetapi ternyata sakit perut juga bisa disebabkan oleh pikiran  Anda.

“Pikiran dan tubuh berhubungan erat,” kata asisten profesor klinis di Department of Psychiatry NYU Grossman School of Medicine, Paraskevi Noulas sebagaimana dikutip  Shape Kamis 13 Agustus 2020.

“Tubuh dan pikiran Anda satu kesatuan; ini seperti satu jaring laba-laba besar dan setiap bagian berhubungan satu sama lain. Perasaan Anda, khususnya, memiliki jalur langsung ke otak Anda. Itulah mengapa saat Anda kesal, sensasi fisik pertama ada di usus Anda,” sambung dia.

Ketika Anda menerima kabar buruk atau berada di tengah waktu yang sulit di tempat kerja, apakah Anda memperhatikan tidak memiliki nafsu makan? Situasi lainnya, ketika Anda bersiap untuk kencan, apakah Anda merasa gelisah secara positif. Gugup, bersemangat, marah, atau sedih, setiap dan semua emosi dapat memicu reaksi di usus Anda.

Semua ini terjadi berkat poros otak-usus, yakni jalur yang digerakkan hormon dan biokimia antara saluran pencernaan dan otak,” kata Lisa Ganjhu, DO, ahli gastroenterologi dan profesor klinis kedokteran di NYU Grossman School of Medicine.

Pada dasarnya, inilah yang menghubungkan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dengan sistem saraf enterik ( jaringan saraf kompleks di sekitar saluran pencernaan sebagai bagian dari sistem saraf tepi) dan pada gilirannya membantu keduanya tetap konstan berkomunikasi.

“Ada bahan kimia yang berkomunikasi antara pusat di otak dan saluran pencernaan yang akan mengubah motilitas usus, penyerapan nutrisi, dan mikrobioma,” ujar Ganjhu.

Ada hormon dari usus yang bisa mengubah suasana hati, rasa lapar, dan rasa kenyang. Artinya, perut Anda dapat mengirimkan sinyal ke otak Anda, menyebabkan terjadinya pergeseran emosional, dan otak Anda dapat mengirimkan sinyal ke perut, menyebabkan gejala gangguan pencernaan seperti kram, gas, diare, sembelit, dan masih banyak lagi.