<p>nypost.com</p>
Industri

Gara-Gara Virus Corona, Orang-Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Rp2.000 Triliun dalam Sehari

  • Washington-Sebanyak 500 orang yang masuk daftar orang terkaya di dunia diperkirakan kehilangan US$ 139 miliar atau hampiur Rp2.000  triliun dalam sehari karena penurunan tajam di pasar keuangan global yang disebabkan oleh wabah virus corona COVID-19. Lonjakan kasus baru di luar China, tempat virus itu berasal, memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa penyebaran penyakit ini akan […]

Industri

Amirudin Zuhri

Washington-Sebanyak 500 orang yang masuk daftar orang terkaya di dunia diperkirakan kehilangan US$ 139 miliar atau hampiur Rp2.000  triliun dalam sehari karena penurunan tajam di pasar keuangan global yang disebabkan oleh wabah virus corona COVID-19.

Lonjakan kasus baru di luar China, tempat virus itu berasal, memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa penyebaran penyakit ini akan melemahkan pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, pada hari Senin S&P 500 dan Dow Jones mengumumkan penurunan tertajam mereka dalam lebih dari dua tahun dengan Dow Jones jatuh 3,5 persen. Nasdaq ditutup turun 3,7 persen, sementara pasar saham Milan turun 6 persen di tengah berita bahwa jumlah kasus coronavirus melonjak menjadi 229.

Sebagaimana dilaporkan Fortune, Selasa (24/02), kekacauan di pasar mengakibatkan menyusutnya kekayaan orang-orang terkaya di dunia. Orang terkaya di dunia Jeff Bezos, Presiden Amazon kehilangan lebih dari US$ 4,8 miliar atau sekitar Rp67 miliar. Angka yang sama diperkirakan dialami taipan Perancis Bernard Arnault, CEO LVMH, produsen barang-barang mewah.

CEO kelompok mode Inditex Amancio Ortega berada di urutan kedua dengan kehilangan US$ 4 miliar atau sekitar Rp56 miliar, sedangkan kekayaan orang lain dalam daftar top 10 menyusut setidaknya US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp32 miliar.

Perusahaan-perusahaan besar, termasuk raksasa teknologi Apple, telah memperingatkan bahwa pecahnya COVID-19 dapat mengenai rantai pasokan mereka dan menyebabkan kekurangan produk.

Perkembangan itu muncul ketika Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa komunitas internasional harus siap menghadapi skenario terburuk. Meskipun pengawas kesehatan global mengatakan bahwa lonjakan kasus baru di luar China belum berubah menjadi pandemi,  Mike Ryan, kepala program darurat kesehatan WHO, mendesak negara-negara untuk melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan skenario semacam itu.

Lebih dari 1.200 kasus virus corona telah dikonfirmasi di sekitar 30 negara dengan Korea Selatan dan Italia sebagai yang paling parah terkena dampaknya. Ada lebih dari 830 kasus COVID-19 yang tercatat di Korea Selatan dan 229 di Italia.

Di China, lebih dari 77.000 orang terjangkit virus ini dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 2.600. Proporsi orang yang terinfeksi yang meninggal karena Covid-19 adalah antara 1 dan 2 persen, yang lebih rendah dari SARS.