Garuda Indonesia (GIAA) Raih Peringkat IdBBB, Bos Beberkan Kuncinya
- Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan bahwa pencapaian peringkat peringkat IdBBB dari Pefindo mencerminkan outlook yang stabil bagi emiten bersandikan GIAA serta kemampuan yang cukup untuk memenuhi komitmen jangka panjang perusahaan.
Korporasi
JAKARTA – Emiten penerbangan plat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil meraih peringkat IdBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang terkait dengan utang yang dimilikinya.
Asal tahu saja, pemeringkatan Pefindo terhadap Garuda Indonesia diberikan berdasarkan data dan informasi perusahaan serta Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 31 Maret 2024. Rating ini juga mencakup Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2023.
Proses pemeringkatan ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-2/MBU/03/2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan BUMN, yang mewajibkan BUMN untuk secara berkala mengukur kesehatan perusahaan melalui pemeringkatan.
- Pembobolan Rekening ARTO Jadi Sinyal Urgensi Keamanan Siber di Bank Digital
- LQ45 Dibuka Menguat, BBTN dan BBRI Lari Paling Kencang
- Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka Menguat Sentuh Level 7.337
Nah, aspek-aspek yang menjadi dasar pemeringkatan mencakup ikhtisar keuangan dan aksi korporasi Garuda, serta tinjauan industri. Penilaian ini juga mempertimbangkan upaya perusahaan dalam mengelola potensi risiko, termasuk fluktuasi harga bahan bakar dan kejadian tak terduga seperti pandemi dan terorisme.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan bahwa pencapaian peringkat peringkat IdBBB dari Pefindo mencerminkan outlook yang stabil bagi emiten bersandikan GIAA serta kemampuan yang cukup untuk memenuhi komitmen jangka panjang perusahaan.
“Capaian ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia adalah emiten yang sehat, serta memiliki komitmen tinggi untuk terus memperbaiki outlook bisnisnya dan melaksanakan kewajibannya, dalam hal ini memenuhi janjinya kepada seluruh kreditur,” papar Irfan melalui keterangan tertulis dikutip Jumat, 12 Juli 2024.
Ia menjelaskan bahwa, berdasarkan Pasal 81 Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023, peringkat IdBBB yang diraih Garuda Indonesia menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya termasuk dalam kategori emiten sehat.
“Sehat-tidaknya Garuda Indonesia berpengaruh tidak hanya pada kelangsungan bisnis perusahaan, tetapi juga pada kredibilitas Garuda di mata publik, terutama para kreditur yang mendukung proses restrukturisasi perusahaan,” tambah Irfan.
- Nestapa KAI dan WIKA, Kelimpungan Bayar Utang Konsorsium Whoosh
- Bisnis Jual-Beli Rekening Jadi Tantangan dalam Pemberantasan Judi Online
- Garuda Indonesia (GIAA) Bakal Gelar RUPSLB, Ada Apa?
Kinerja Moncer
Asal tahu saja, pada kuartal I-2024, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan pendapatan usaha grup sebesar US$711,98 juta, meningkat 18,07% (year-on-year/yoy) berkat berbagai inisiatif strategis yang diterapkan.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor-sektor yang menunjukkan peningkatan, termasuk penerbangan berjadwal yang tumbuh 18,19% yoy menjadi US$599,01 juta, penerbangan tidak berjadwal yang melonjak 53,57% yoy menjadi US$ 19,67 juta, dan pendapatan lainnya yang meningkat 11,92% yoy menjadi US$92,28 juta.
Irfan menjelaskan bahwa tahun lalu, kinerja Garuda Indonesia menunjukkan tren positif, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menerapkan tindakan korektif yang menghasilkan capaian signifikan.
Selain mencatatkan laba bersih sebesar US$251,99 juta, perusahaan juga berhasil menyelesaikan pembayaran utang secara penuh kepada kreditur dengan nilai tagihan di bawah Rp255 juta, sesuai dengan skema perjanjian perdamaian yang telah mendapatkan putusan homologasi.
Tidak hanya itu, kata Irfan, Garuda Indonesia juga mengoptimalkan strategi perbaikan ekuitas serta membentuk sinking fund, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap posisi ekuitas perusahaan.
“Dengan berbagai inisiatif kinerja berkelanjutan, serta landasan bisnis yang sederhana, menguntungkan, dan full-service, kami percaya bahwa upaya membawa perusahaan kembali sehat akan berjalan sesuai dengan roadmap penyehatan yang terus kami perkuat,” tutup Irfan.