<p>Chairman PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto. / Garudafood.com</p>
Industri

Garudafood Milik Konglomerat Sudhamek Bagi Dividen Rp206,6 Miliar

  • Perusahaan industri makanan Garudafood dimiliki oleh konglomerat terkaya ke-42 di Indonesia versi majalah Forbes 2019 Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto.

Industri

Issa Almawadi

Meski membukukan pertumbuhan laba bersih yang tipis pada 2019, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) milik konglomerat Sudhamek memutuskan untuk membagi dividen kepada para pemegang sahamnya. Nilainya Rp206,6 miliar atau 49% dari total laba bersih di 2019 Rp416,86 miliar.

Dividen Garudafood tersebut juga setara dengan Rp28 per saham. Sementara sisa laba bersih sekitar Rp215 miliar menjadi cadangan umum yang belum ditentukan penggunaannya.

Keputusan itu tertuang dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Garudafood yang berlangsung hari ini, Selasa, 2 Juni 2020, dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan COVID-19.

Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno menerangkan, kinerja perseroan pada 2019 tumbuh 4,8% dari sisi penjualan menjadi Rp8,44 triliun dan laba bersih juga tumbuh 2,4% dari tahun sebelumnya. Dari segmen geografis, penjualan perseroan masih berasal dari pasar domestik, yaitu sebesar hampir 95% dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 5,7%.

“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 turun ke angka 5%, namun daya beli masyarakat tetap tinggi dan tingkat inflasi juga cenderung rendah,” tutur Paulus.

Dia juga menyampaikan, dengan dukungan kebijakan ekonomi yang kondusif, Indonesia masih tetap merupakan pasar potensial yang menarik bagi perseroan.

Pada 2019, aset perseroan juga bertumbuh sebesar 20,2% atau sebesar Rp851 miliar dengan ekuitas Rp276 miliar. Beberapa rasio keuangan di tahun 2019 yang berhasil dicapai oleh perseroan antara lain current ratio sebesar 1,5 kali; debt-to-equity ratio sebesar 0,4 kali; debt service coverage ratio sebesar 2,6 kali serta debt-to-ebitda ratio sebesar 1,3 kali.

Paulus menambahkan, poerseroan selalu berupaya mempertahankan dan meningkatkan kinerja di antaranya dengan rutin melakukan riset pasar untuk menilai dampak dari perubahan produk, harga, promosi pemasaran, perubahan saluran distribusi dan sebagainya. Selain itu, Perseroan juga serius untuk terus mengembangkan sistem teknologi informasi (TI) untuk peningkatan produktivitas di seluruh fungsi bisnis.

“Pengembangan ini diharapkan akan mempercepat proses bisnis dan ketersediaan informasi yang diperlukan,” imbuh Paulus.

Tidak hanya itu, Paulus bilang, pihaknya terus melakukan inovasi dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat diterima oleh konsumennya, salah satunya dengan meluncurkan beberapa varian produk baru di sepanjang tahun 2019. Di samping itu, perseroan juga mengembangkan galeri kunjungan pabrik digital pertama di Indonesia yang diberi nama “Gery X-Quest”, berlokasi di pabrik biskuit Gresik, Jawa Timur.

Sebagai tambahan informasi, setelah RUPST, perseroan juga melaksanakan RUPS luar biasa (RUPSLB) dengan keputusan persetujuan ratifikasi penerapan ‘Nilai-nilai Dasar Perusahaan’ (Corporate Core Value) sebagai landasan dan sumber dalam membangun budaya perseroan sekaligus menjadi pedoman dalam setiap perilaku dan pindakan perseroan, pengurus dan karyawan.

Hal ini akan diwujudkan melalui semua peraturan, keputusan serta kebijakan yang dihasilkan oleh Garudafood.

Sepanjang tahun ini, saham Garudafood dengan kode GOOD sudah turun 14,57% hingga 29 Mei 2020 dari Rp1.510 menjadi Rp1.290. Adapun pada perdagangan hari ini, saham GOOD dalam posisi turun 0,39% ke level Rp1.285.

Perusahaan industri makanan Garudafood dimiliki oleh konglomerat terkaya ke-42 di Indonesia versi majalah Forbes 2019 Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto. Dia ditaksir memiliki kekayaan US$745 juta setara Rp11 triliun. (SKO)