Stok Vaksin COVID-19 di Indonesia Nyaris Habis
- Sejumlah daerah mengeluhkan kehabisan stok vaksin COVID-19 sejak pekan lalu. Benteng terakhir Indonesia untuk melawan pandemi COVID-19 segera diatasi agar program vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok 70 persen tercapai.
Nasional
JAKARTA -- Sejumlah daerah mengeluhkan kehabisan stok vaksin COVID-19 sejak pekan lalu. Benteng terakhir Indonesia untuk melawan pandemi COVID-19 segera diatasi agar program vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok 70 persen tercapai.
Kabupaten Batang di Jawa Tengah, misalnya, dalam dua pekan terakhir mengalami kelangkaan vaksin dosis kedua. Akibatnya terjadi penundaan vaksinasi.
Demikian halnya di Kota Medan. Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan pada Selasa, 27 Juli 2021, stok vaksin COVID-19 di Medan tersisa 9.000 dosis. Jumlah itu akan habis dalam 1 hari karena kebutuhan vaksinasi di kota itu mencapai 10.000 per hari. Artinya, sejak 29 Juli ini, stok vaksin di Medan habis.
- Ini Alasan BEI Cabut SPAB Kresna Sekuritas
- Pemesan Saham Bukalapak Membeludak, IPO BUKA di Batas Atas Rp850 Per Lembar
- Jual 5 Juta Potong Tiap Hari, Laba Bersih Sari Roti Milik Anthoni Salim Melonjak 33,4 Persen
Cerita serupa datang dari Satgas Penanganan COVID-19 Balikpapan yang mengaku kehabisan vaksin lantaran sebanyak 61 vial (610 dosis) yang tersisa sudah diberikan kepada warga melalui puskesmas. Yang lainnya, sekitar 30 vial (300 dosis) vaksin jatah TNI dan 34 vial (340 dosis) dari Polri yang tersisa juga sudah habis pada Rabu, 28 Juli 2021.
Di beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Barat, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Kota Depok, Kabupaten Kubu Raya, dan beberapa daerah lainnya, juga mengalami kehabisan stok vaksin. Mereka masih menunggu distribusi vaksin dari Jakarta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum lama ini mengatakan, ketersediaan vaksin saat ini hanya sekitar 22 juta dosis yang sudah tersebar di sejumlah daerah.
Stok vaksin ini merupakan sisa dari total vaksin siap digunakan yang sudah diterima Indonesia kurang lebih sebanyak 85 juta dosis, di mana 63 juta dosis telah terpakai.
"Itu stok berapa lama? kira-kira stok tidak sampai satu bulan. Kalau saya merasa stok itu sebenarnya sudah stretch, karena produksi vaksin kita itu 1,5 bulan," kata Budi dalam konferensi pers, Senin, 26 Juli 2021.
Pada Selasa, Indonesia kedatangan 21,2 juta dosis vaksin Sinovac. Tetapi itu masih dalam bentuk bulk atau bahan baku. Bulk tersebut akan diolah oleh PT Bio Farma (Persero). Total, sudah lebih dari 100 juta bahan baku yang sedang diproduksi perusahaan farmasi pelat merah tersebut.
Ini berarti bahwa jika 22 juta vaksin telah terpakai dan vaksin buatan Bio Farma belum jadi maka Indonesia terpaka menunda pelaksanaan vaksinasi seperti halnya Malaysia.
Sejauh ini, Indonesia total memiliki 152.907.880 dosis vaksin, baik dalam bentuk jadi maupun bulk, yang diimpor dari perusahaan farmasi China, yaitu Sinovac dan Sinopharm, serta AstraZeneca dan Moderna dari Amerika Serikat (AS). Vaksin Pfizer dari AS rencananya akan didatangkan bulan depan.
Budi Gunadi menjelaskan bahwa tingginya antusiasme masyarakat menerima vaksin membuat pemerintah harus bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan.
Namun dia meminta pemerintah daerah untuk lebih sabar dalam menghadapi animo masyarakat yang sudah mulai banyak yang ingin mendapat suntikan vaksin.
Juru Bicara Vaksinasi COVID Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kehabisan stok vaksin disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, karena secara prinsipil vaksinasi massal kepada masyarakat tanpa pengkategorian dimulai sejak Juli. Faktor penyebab lainnya adalah proses distribusi ke daerah-daerah terutama yang ada penyekatan ataupun kendala geografis.
Pemerintah sendiri telah menargetkan vaksinasi untuk 181,5 juta penerima, atau sekitar 70% dari populasi pada Januari 2021. Periode vaksinasi berlangsung sejak Januari 2021 sampai dengan Maret 2022.
Menjelang bulan ke-8, sudah tercatat 45,73 juta penerima vaksin dosis pertama, demikian laporan Satgas COVID-19 pada Kamis, 29 Juli 2021. Sementara penerima dosis kedua baru mencapai 19,1 juta orang.
Kamis ini, jumlah penerima vaksin tercatat sebanyak 456.363 orang untuk dosis pertama dan 436.819 orang untuk dosis kedua. Jumlah vaksinasi harian ini masih jauh dari target Presiden Joko Widodo sebanyak 1 juta dosis per hari pada bulan Juli dan nantinya 2 juta dosis per hari pada Agustus.
Di tengah kelangkaan vaksin, Presiden Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan menyiapkan vaksin bagi masyarakat dengan mendatangkannya dari berbagai negara.
Menurut Jokowi, vaksinasi merupakan satu-satu jalan keluar Indonesia untuk bisa memerangi pandemi global yang bermula di Wuhan, China ini.
"Vaksinasi COVID-19 adalah langkah penting untuk keluar dari pandemi ini. Untuk mencapai kekebalan komunal, sekitar 208 juta penduduk Indonesia, termasuk kelompok anak-anak 12-17 tahun yang perlu divaksinasi," ungkap Jokowi melalui akun Instagramnya, Selasa, 27 Juli 2021.*