<p>Pengendara mengisi bahan bakar secara mandiri (self service) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa, 13 April 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Gawat! Kuota Pertalite Bakal Habis September Ini Karena Dinikmati Orang Kaya

  • Sri Mulyani memperkirakan stok pertalite habis bulan September, sementara untuk solar bersubsidi habis bulan Oktober.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi telah menipis.

Bahkan Sri Mulyani memperkirakan stok pertalite akan habis pada bulan September, sementara untuk solar bersubsidi habis bulan Oktober.

"Untuk solar, ternyata konsumsi selama Januari sampai Juli 2022 dengan ekonomi kita tumbuh tinggi, itu kuota sudah habis untuk solar 9,88 juta kilo liter itu sampai Juli padahal tadi kuota yang tersedia 15 juta KL. Jika mengikuti tren, bulan Oktober abis pak kuotanya itu," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI pada Kamis 26 Agustus 2022.

Bendahara negara ini menambahkan bahwa stok untuk BBM subsidi Pertalite disediakan sebanyak 23 juta kiloliter. Namun hingga Juli 2022 sudah tepakai sebanyak 16,84 juta kiloliter.

Artinya setiap bulan konsumsi BBM menembus 2,4 juta kilo liter, jika hal ini terus dibiarkan, maka akhir September stok diperkirakan akan habis untuk Pertalite.

Seperti yang diketahui, pemerintah telah menggelontorkan dana bagi subsidi energi yang cukup besar yaitu Rp502 triliun. Jika BBM subsidi habis maka akan ada opsi tambahan untuk memitigasi hal ini.

Opsi yang dimaksud adalah pertama pemerintah harus menambah anggaran subsidi sekitar Rp198 triliun sehingga total subsidi, lalu mengendalikan volume dengan skema pembatasan atau yang terkahir menaikan harga BBM.

Sayangnya, melihat tipisnya kuota yang sudah terpakai untuk BBM bersubsidi, ternyata sebagian besar yang menggunakan adalah orang kaya. Sri Mulyani mengatakan untuk solar yang menikmati paling banyak adalah empat kelas rumah tangga tertinggi, dunia usaha dan orang kaya, sekitar Rp127 triliun atau 89% dari total subsidi Rp143 triliun.

Sedangkan untuk Pertalite, 86% atau setara Rp80 triliun dari total subsidi sebesar Rp93 triliun dinikmati tiga kelompok rumah tangga tertinggi.

Dari volumenya, dari kuota 23 juta kilo liter Pertalite, 15,8 juta kilo liter dinikmati orang kaya dan hanya 3,9 juta kilo liter saja yang dinikmati masyarakat terbawah.

Pun dengan Solar. Dari kuota 15 juta kilo liter, kelompok miskin hanya menikmati kurang dari 1 juta kilo liter.