Gaya Abadi Sempurna (SLIS) Bidik China untuk Investasi Motor Listrik
- Melansir laporan keuangannya, hingga semester I-2024, SLIS meraih pendapatan mencapai Rp262,37 miliar atau tumbuh 26,12% year on year
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) membidik Foreign Direct Investment (FDI) atau Investasi Asing Langsung dari China. Hal ini untuk mendorong industri motor listrik di Indonesia lebih maju dan masif.
Direktur Operasional PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) Wilson Teoh mengaku, industri motor listrik harus terus didorong untuk berkolaborasi baik dari investasi dalam negeri hingga asing.
"Karena saat ini skala kami masih kecil, jadi memang harus ada upaya kolaboratif untuk mendorong industri ini. Salah satu produk yang memang kami head to head itu adalah produk dengan combation engine, konvensional, bukan sesama pemain kendaraan listrik, karena kita masih kecil sekali," katanya saat ditemui di Kementerian ESDM dilansir pada Jumat, 23 Agustus 2024.
- Utang Bulog di BNI Terus Membesar, Tembus Rp20,57 Triliun pada Semester I-2024
- Disentil Bahlil Lelet Urus Perpanjangan IUPK, Bos Freeport: Masih Diskusi
- Amarah, Tangis, dan Harapan di Tengah Bara Api yang Membakar Senja di Senayan
- Perkuat Fasilitas Kredit, PGEO Gandeng Perusahaan Plat Merah Jepang
Wilson menegaskan SLIS juga turut mengembangkan bisnis konversi motor listrik. Dalam tahun ini, berencana memperkuat sisi komersil lini bisnis tersebut dan tengah mendorong sekitar 50 lebih bengkel nasional dapat terakreditasi seluruh Indonesia.
Menurutnya sejauh ini, yang menjadi hambatan masifnya motor listrik di Indonesia hanyalah waktu. Di mana Ia meminta semua kalangan termasuk pemerintah untuk melakukan penetrasi terhadap industri motor listrik, termasuk memberikan insentif yang menarik bagi pelanggan.
Bidik Pendapatan Rp400-an Miliar
Melansir laporan keuangannya, hingga semester I-2024, SLIS meraih pendapatan mencapai Rp262,37 miliar atau tumbuh 26,12% year on year. Pada periode sama ditahun sebelumnya Rp208,02 miliar.
Sedangkan dari sisi laba bersih mencapai Rp3,40 miliar atau merosot mencapai 66,45% yoy dibandingkan semester I 2023 yang sebesar Rp10,13 miliar.
Wilson menjelaskan, penurunan kinerja ini merupakan suatu siklus yang lazim terjadi dimana tren kinerja mengalami penurunan pada paruh pertama tahun berjalan. Untuk laba bersih disebut Wilson akan mengalami gejolak karena terjadi fluktuasi untuk harga bahan baku dan volatilitas kurs.
Meski hingga semester I-2024 laba turun namun, SLIS membidik pendapatan sekitar Rp400-an miliar pada tahun 2024. Target raihan kinerja keuangan pada tahun ini diproyeksikan tidak berbeda jauh dengan capaian sepanjang tahun 2023 lalu.
Pada tahun 2023 lalu SLIS membukukan pendapatan sebesar Rp452,36 miliar dan laba bersih mencapai Rp21,22 miliar. Sayangnya Wilson tak merinci soal besaran belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini, yang terang SLIS bakal berfokus menggelontorkan dana untuk modal kerja dan pembelian stok.