Gegara Detektor Logam, Sejarawan Belanda Temukan Harta Karun Emas Berusia 1000 Tahun
- Harta karun tersebut terdiri dari empat liontin telinga emas, dua helai daun emas dan 39 koin perak
Tekno
AMSTERDAM - Seorang sejarawan Belanda menemukan harta karun emas abad pertengahan berusia 1.000 tahun. Tergolong unik, harta karun tersebut terdiri dari empat liontin telinga emas, dua helai daun emas dan 39 koin perak.
Harta Karun tersebut ditemukan terkubur di sebuah kota kecil Hoogwoud di utara, menggunakan detektor logam pada 2021. Ia kemudian menyimpannya selama dua tahun sebelum dibawa ke Museum Purbakala Nasional Belanda (Rijksmuseum van Oudheden).
“Sangat istimewa menemukan sesuatu yang berharga ini, saya tidak dapat menggambarkannya. Saya tidak pernah menyangka akan menemukan hal seperti ini,” kata Ruijter, sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters, Senin 13 Maret 2023.
Tetapi para ahli dari Musim Nasional Purbakala membutuhkan waktu untuk membersihkan, menyelidiki dan memberi tanggal benda-benda harta karun itu. Awalnya, pihak museum mengira bahwa perhiasan itu sudah berusia dua abad.
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Goceng, Segram Dibanderol Rp1.054.000
- Tidak Hanya Kanada, TikTok Kini Juga Dilarang oleh Belgia
- BRImo Hadirkan Promo Menarik Pembelian Merchandise FIFA U-20 World Cup 2023
- Pengumuman! Ini Dia Pemenang Lomba Penulisan Artikel BRI Fellowship Journalism 2023
Namun, pihak musium telah menemukan bahwa koin termuda diberi tanggal sekitar tahun 1250. Inilah yang kemudian membuat mereka berasumsi bahwa harta karun itu terkubur pada tahun tersebut.
Meski demikian, musium menambahkan bahwa perhiasan tersebut tetap menjadi yang paling disanyangi oleh pemilik perhiasan.
"Perhiasan emas dari Abad Pertengahan sangat langka di Belanda," kata pihak museum.
Meskipun akan tetap menjadi misteri mengapa harta karun itu dikuburkan, museum tersebut menunjukkan bahwa ada perang yang berkecamuk antara wilayah Belanda Friesland Barat dan Belanda pada pertengahan abad ke-13, dengan Hoogwoud sebagai pusatnya.
Rujiter mengatakan, pada masa itu, ada kemungkinan seseorang yang kuat pada saat itu mengubur benda-benda berharga itu sebagai cara untuk melindunginya dan mudah-mudahan menggalinya setelah aman lagi.
Mengingat signifikansi arkeologisnya, harta karun itu diberikan sebagai pinjaman ke museum yang akan memajangnya. Meski begitu, harta Karun tetap menjadi milik resmi penemunya Lorenzo Ruijter.