Gehana Matahari Hibrida 20 April, Kemenag Ajak Masyarakat Laksanakan Salat Kusuf
- Dengan adanya fenomena alam langka ini, Kementerian Agama (Kemenag) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melaksanakan shalat kusuf, shalat sunnah yang dikerjakan saat terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan.
Nasional
JAKARTA - Hari ini, Selasa 20 April 2023, Indonesia akan menyaksikan fenomena alam yang cukup langka, yakni Gerhana Matahari Hibrida. Gerhana Matahari akan terlihat di beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari Jawa Barat hingga Papua.
Gerhana Matahari Hibrida sendiri merupakan fenomoena alam yang terjadi saat Matahari, Bulan dan Bumi berada dalam posisi segaris yang membuat Matahri tertutup Bulan dan bayangannya jatuh di permukaan bumi.
Dengan adanya fenomena alam langka ini, Kementerian Agama (Kemenag) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melaksanakan shalat kusuf, shalat sunnah yang dikerjakan saat terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan.
- Disebut Pegadaian Nyawa, Ini Sejarah Tupperware yang Terancam Gulung Tikar
- Bisa Dipelajari, 7 Cara Meningkatkan Karisma Menurut Psikolog
- OJK Tanggapi Penggunaan Hukum Inggris Pinjaman Sindikasi Rp6 T BNI Ke Lippo
"Hari ini, 20 April 2023, diprediksi akan terjadi gerhana matahari Hibrida. bagi umat muslim yuk kita salat gerhana," tulis postingan akun Instagram resmi Kemenag @kemenag_ri pada Kamis, 20 April 2023.
Dalam pelaksanaannya, shalat kusuf dilakukan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek atau beberapa ayat dari Al-Quran pada setiap rakaatnya.
Adapun, waktu pelaksanaan shalat kusuf di Indonesia bervariasi tergantung pada wilayahnya. Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia akan terjadi paling awal di Jawa Barat pada pukul 09:26 WIB. Sementara itu, waktu kontak paling akhir akan terjadi di Papua pada pukul 15:30 WIT.
Berikut tata cara melalaksanan salat kusuf atau gerhana Matahari seperti yang disampaikan oleh kemenag dalam postingannya di Instagram:
1. Niat:
2. Membaca doa iftitah, membaca Al-fatihah dan surat dengan suara dikeraskan.
3. Rukuk
4. Bangit dari rukuk (iktidal)
5. Setelah iktidal tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan membaca surat Al Fatihah dan surat. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
6. Rukuk kedua.
7. Bangkit dari rukuk (iktidal).
8. Sujud
9. Duduk di antara dua sujud
10. sujud kembali
11. Lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama hanya saja bacaan dan gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
12. tasyahud akhir dan salam
Dalam menghadapi fenomena alam langka ini, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag, Kamaruddin Amin juga mengimbau agar memperbanyak doa dan istighfar kepada Allah SWT.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk bertakbir, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan kesejahteraan dan kemajuan bangsa," katanya.