Ilustrasi produksi minyak mentah
Energi

Gejolak Harga Minyak Masih Berlangsung, Sinyal BBM Akan Naik?

  • Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan tren naik turunnya harga minyak mentah dunia turut berpotensi mendorong naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA  - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan tren naik turunnya harga minyak mentah dunia turut berpotensi mendorong naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Tutuka menyebut terdapat beberapa alasan kecenderungan naiknya harga BBM khususnya BBM non subsidi di Indonesia. Salah satunya terimbas dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Hal itu cukup memengaruhi harga fluktuasi minyak mentah dunia.

"Secara kasar itu kecenderungannya naik dari tren yang ada, walau naik turun, naik turun tapi kecenderungannya naik," katanya saat ditemui di Kementerian ESDM  dilansir pada Selasa, 13 Februari 2024.

Meskipun demikian, kecenderungan tren naik harga minyak dunia tidak akan berpengaruh kepada harga Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite. Tutuka menegaskan pemerintah belum memiliki rencana untuk menaikkan harga jual BBM bersubsidi.

Adapun, PT Pertamina (Persero) kembali mengumumkan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku mulai 1 Febuari 2024. Di mana Pertamina memutuskan harga jual BBM non subsidi atau jenis bahan bakar umum (JBU) pada Februari 2024 tidak berubah.

Untuk harga sendiri, saat ini harga Pertamax adalah Rp12.950 per liter, Pertamax Green 95 Rp13.900 perliter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, dan Pertamina Dex Rp15.100 per liter. Harga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 menguat tipis 0,03% atau 0,02 poin menjadi US$76,94 per barel pada pukul 07.03 WIB.

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak April 2024 juga melemah -0,23% atau -0,19 poin ke US$82 per barel pada pukul 05.59 WIB. Harga minyak diketahui sedikit berubah karena para pedagang mempertimbangkan meningkatnya aktivitas militer di Timur Tengah, dibandingkan upaya diplomatik untuk meredakan konflik.

Harga minyak WTI telah mendekati US$77 per barel ketika militer Israel melakukan serangan di Gaza, di kota selatan Rafah, yakni tempat lebih dari 1 juta orang mengungsi. Kemudian, Houthi juga mengatakan bahwa mereka menyerang kapal lain di Laut Merah, berlanjutnya ancaman pada kapal-kapal yang berada di wilayah tersebut.