Karyawati beraktivitas di salah satu Gerai Indosat Ooredoo di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021.
Korporasi

Gelar 2 RUPSLB, Indosat Bahas Pembagian Dividen dan Kelanjutan Merger dengan Tri

  • Provider telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) akan menggelar dua Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 November 2021 dan 28 Desember 2021
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA –  Provider telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) akan menggelar dua Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 November 2021 dan 28 Desember 2021.

RUPSLB terdekat yang bertempat di Gedung Indosat Ooredoo akan membahas pembagian saldo laba berupa dividen kepada pemegang saham perseroan berdasarkan laporan keuangan 2020. Sedangkan, pada RUPSLB akhir Desember nanti, agenda yang akan dibahas berkaitan dengan merger Indosat dengan PT Hutchison 3 Indonesia.

Meringkas prospektus perseroan di Bursa Efek Indonesia, Rabu 24 November 2021, agenda pertama adalah persetujuan penggabungan usaha Indosat-Tri, tepatnya rancangan penggabungan usaha.

Kedua, para pemegang saham akan melakukan , persetujuan amandemen Anggaran Dasar perseroan dari hasil penggabungan usaha. Ketiga, persetujuan akta penggabungan usaha dan penandatanganannya.

Keempat, persetujuan perubahan susunan dewan komisaris dan/atau direksi perseroan. Kelima, apabila agenda 1 disetujui, persetujuan pengendali bersama perseroan dari hasil penggabungan usaha yaitu Ooredoo South East Asia Holding W.L.L dan CK Hutchison Indonesia Telecom Holdings Limited sebagaimana tercantum pada rancangan penggabungan usaha.

Sebagai informasi, ISAT dan Tri resmi  melakukan penggabungan usaha alias merger pada Kamis, 16 September 2021. Nilai transaksi diperkirakan mencapai US$6 miliar atau setara Rp85,43 triliun (kurs jisdor Rp14.238 per dolar Amerika Serikat).

Aksi korporasi tersebut ditandatangani oleh masing-masing induk usaha kedua perusahaan, yakni Ooredoo Q.P.S.C. dan CK Hutchison Holdings Limited. Dengan proses penggabungan, nama entitas gabungan menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.

Entitas baru ini diperkirakan bakal menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar atau sekitar Rp42,71 triliun.

Selain itu, perusahaan memperkirakan rasio proses (run rate) tahunan sinergi sebelum pajak akan mencapai US$300 juta – US$400 juta atau setara Rp4,27 triliun – Rp5,70 triliun dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Komposisi Saham

Ooredoo Group saat ini memiliki 65% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo lewat Ooredoo Asia, sebuah perusahaan induk yang dimiliki sepenuhnya. 

Penggabungan Indosat dan Tri akan menyebabkan CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison. 

Pada saat yang sama, PT Tiga Telekomunikasi akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison.

Bersamaan dengan penggabungan bisnis, CK Hutchison akan mendapatkan 50% saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33% saham di Ooredoo Asia.

Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7% kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai US$387 juta. 

Menyusul transaksi di atas, para pihak akan masing-masing memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.

Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison. Perusahaan gabungan akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pemerintah Indonesia akan memiliki 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8% saham, dan pemegang saham publik lainnya memiliki sekitar 14,0% saham.