<p>Ilustrasi pembangunan gedung. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Geliat Start Up Mendisrupsi Sektor Konstruksi Senilai Rp3.500 Triliunan

  • “Dari sana mencuat gagasan, tentang upaya yang dapat membuat sistem kerja yang ada dalam konstruksi menjadi lebih efisien, sehingga berimplikasi pada proyek konstruksi yang lebih baik lagi, salah satunya lewat digital sektor konstruksi,” kata Founder GoCement, Djonny Suwanto dikutip Jumat, 17 Maret 2023.

Industri

Yosi Winosa

JAKARTA - Menurut riset GlobalData, ukuran pasar bisnis konstruksi di Indonesia telah mencapai US$234,6 miliar atau setara Rp3.591 triliun pada tahun 2021 lalu. Diproyeksikan sektor ini akan mendapati compound annual growth rate (CAGR) lebih dari 4% dalam periode 2023-2026 mendatang.

Di samping itu, investasi ke bisnis konstruksi juga mengalami peningkatan. Tahun 2018 nilainya telah mencapai US$72 miliar, mengindikasikan CAGR 5% sejak tahun 2010. Data BPS juga menyatakan, di tahun 2018 ada lebih dari 131 ribu perusahaan dari berbagai skala (kecil-menengah-besar) yang menggarap bisnis ini di Indonesia. Maka tidak diragukan lagi ini memang industri yang memiliki nilai dan peluang besar.

Namun demikian, industri ini masih dihadapkan pada sejumlah inefisiensi yang berdampak pada produktivitas di sektor ini. Di antara isu-isu yang ada, supply chain yang kurang optimal menjadi salah satu isu mendasar yang punya urgensi lebih untuk diselesaikan. Menurut data McKinsey, 20% proyek konstruksi selesai lebih lama dan 80% proyek mengalami pembekakan biaya. 

“Dari sana mencuat gagasan, tentang upaya yang dapat membuat sistem kerja yang ada dalam konstruksi menjadi lebih efisien, sehingga berimplikasi pada proyek konstruksi yang lebih baik lagi, salah satunya lewat digital sektor konstruksi,” kata Founder GoCement, Djonny Suwanto dikutip Jumat, 17 Maret 2023.

Construction tech kemudian muncul untuk menangkap peluang ini dan mencoba menawarkan terobosan melalui inovasi digital. Sejumlah pemain hadir di area ini dan mendapatkan atensi dari pada pemodal. Sebut saja GoCement, BRIK, Proglix, BukaBangunan, dan lain sebagainya. Terbaru, bahkan GoCement tengah merampungkan pendanaan pra-seri A yang telah diikuti sejumlah investor seperti Foundamental, BEENEXT, MDI Ventures, DS/X Ventures, dan beberapa lainnya.

GoCement sendiri misalnya, sebagai salah satu pioneer construct tech, didirikan oleh Djonny Suwanto bersama dua co-founder lainnya Asanga Abhayawardhana dan Tarun Kakkar. Misinya menjadi one-stop platform untuk bahan dan alat konstruksi yang lebih murah, sekaligus meningkatkan efisiensi proses penyediaannya. Saat ini platform GoCement berbentuk B2B commerce, menjembatani kebutuhan pemasok dan kontraktor.

Seiring makin besarnya pendanaan ke sektor construction tech ini, menarik untuk kita nanti bagaimana inovasi - inovasi layanan maupun penetrasi mereka ke pasar ke depannya. Kita Tunggu!