Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, Apa Saja Yang Perlu Disiapkan?
- Secara geografis, Indonesia terletak di tengah cincin api Pasifik, yang membuatnya menjadi negara tropis akan rentannya terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan banjir.
Rumah & Keluarga
JAKARTA – Akhir-akhir ini ramai soal potensi gempa di dua zona megathrust, Selat Sunda dan Mentawai - Siberut yang diungkapkan oleh BMKG “tinggal tunggu waktunya”.
Pembahasan potensi gempa di dua zona Megathrust ini bukanlah hal yang baru. Bahkan sudah ada jauh sebelum gempa dan tsunami di Aceh tahun 2004.
Secara geografis, Indonesia terletak di tengah cincin api Pasifik, yang membuatnya menjadi negara tropis akan rentannya terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan banjir. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mempersiapkan diri sebagai tindakan pencegahan.
Apakah sebelumnya di dua zona megathrust ini pernah terjadi gempa besar?
Dikutip dari video akun resmi Instagram @infobmkg, Rabu, 21 Agustus 2024, jawabannya pernah. Gempa besar yang mengakibatkan tsunami, pernah terjadi di zona megathrust Mentawai – Siberut pada tahun 1797 dan di zona selat Sunda pada tahun 1757.
Apa yang dimaksud tinggal tunggu waktu?
Hingga saat ini gempa belum bisa diprediksi, sehingga kapan waktu terjadinya belum bisa disebutkan secara spesifik. Walaupun dua zona ini sudah ratusan tahun yang lalu belum pernah terjadi gempa besar lagi, tetapi bukan berarti dapat terjadi dalam waktu dekat.
Maka dari itu untuk masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa. Sesuai dengan kerjaan dan kegiatan masing-masing. Seperti melaut, berdagang, dan berwisata di Pantai.
Namun, kita tidak pernah tahu kapan bencana tersebut akan terjadi. Maka, kita harus siap siaga menghadapinya. Salah satu hal yang tidak boleh terlewatkan dalam kesiapsiagaan adalah tas siaga bencana.
Tak ada salahnya juga jika kita mempersiapkan tas untuk siaga dari bencana. Jadi, kita hanya perlu membawa tas ini saja dan tidak perlu panik lagi mengumpulkan barang-barang penting. Umumnya, tas siaga bencana yang digunakan harus terbuat dari bahan anti air dan cukup kuat menahan beban yang akan dibawa.
Apa saja sih isi tas dari siaga bencana itu? yuk simak berikut beberapa hal yang perlu diisi di dalam tas siaga bencana, dikutip dari website DJKN Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yakni:
1. Dokumen Penting
Dokumen penting ini seperti Kartu Keluarga (KK), paspor, akta kelahiran, Ijasah, dan catatan medis dalam bentuk kedap air atau dengan bentuk digital yang aman.
2. P3K
Hal ini dipersiapkan guna menghindari dari luka ringan akibat bencana, seperti perban, plester, antiseptik, gunting, dan obat-obatan umum. Termasuk obat-obatan khusus yang diperlukan anggota keluarga, seperti obat resep, obat alergi, atau obat penyakit kronis.
3. Pakaian
Hal ini tak kalah penting, membawa salinan pakaian dalam, jaket, mantel, sarung tangan, topi, kacamata hitam, dan masker debu untuk melindungi tubuh dari potensi bahaya.
4. Peralatan Komunikasi
Membawa cadangan charger handphone atau power bank, radio digital untuk mengetahui informasi penting dari pihak berwenang.
5. Makanan Ringan dan Minum
Siapkan camilan, makanan kaleng, dan air minum secukupnya. Setidaknya persiapan ini untuk 3 hari kedepan.
Setelah menyiapkan tas siaga bencana, pastikan secara teratur periksa dan memperbarui isinya. Cek makanan dan minum sebelum tanggal kadaluarsa, berlaku pada obat-obatan yang mendekati masa kadaluarsa.
Pastikan juga peralatan komunikasi masih berfungsi dengan baik. Kemudian, cek kondisi fisik tas, pastikan tidak ada kerusakan signifikan yang dapat mempengaruhi dari fungsi tas tersebut.
Jadi dalam ketidakpastian dan ketidakakuratan kapan terjadi gempa megathrust, kita masih bisa memiliki waktu untuk menyiapkan mitigasinya. BMKG akan memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat. Sambung dalam video BMKG tersebut.