Gempa Turki dan Geliat Raksasa yang Tidur 100 Tahun
- Korban akibat gempa besar yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah Senin 6 Februari 2023 sampai laporan ini dibuat mencapai lebih dari 1.300 orang.
Dunia
ANKARA-Korban akibat gempa besar yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah Senin 6 Februari 2023 sampai laporan ini dibuat mencapai lebih dari 1.300 orang.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan 912 orang meninggal di Turki. Sementara 5.383 mengalami luka. Sedangkan 221 orang meninggal dan 419 terluka di bagian Suriah utara yang dikuasai pemberontak. Secara terpisah, kantor berita negara Suriah mengatakan 371 orang meninggal. Kemungkinan ini terjadi di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah karena banyak korban dilaporkan masih berada di bawah reruntuhan bangunan. Ribuan rumah dan bangunan dilaporkan hancur. Di Turki sendiri sedikitnya 1.700 gedung runtuh dan rusak parah.
- MKBD jadi Momok, Satu Sekuritas Lagi Kena Suspensi BEI
- Apakah Pembiayaan untuk Sektor Batu Bara Akan Berhenti demi Transisi EBT? Begini Kata OJK
- IHSG Ditutup Melemah 0,55 Persen, Sektor Teknologi Paling Ambles
Erdogan mengatakan gempa bumi hari ini adalah bencana terburuk yang melanda negara tersebut sejak gempa dengan kekuatan yang sama terjadi pada Desember 1939. Saat itu sekitar 30.000 orang meninggal dan lebih dari 110.000 bangunan hancur akibat gempa yang sama kuatnya.
Erdogan menambahkan sejauh ini 45 negara telah menawarkan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan.
Amerika, Inggris, Belanda, Yunani, Rusia, dan Ukraina termasuk di antara mereka yang mengatakan akan memberikan bantuan.
Turki Tenggara dan Suriah utara diguncang gempa berkekuatan 7,8 pada Senin dini hari. Ini adalah gempa bumi yang kuat dan merusak. Selain itu juga relatif dangkal yakni pada kedalaman sekitar 16 km, dan mengguncang di daerah padat penduduk. Semakin dekat ke permukaan, energi gempa bumi semakin terfokus pada bangunan dan infrastruktur di atasnya.
Sky News melaporkan, penyebab goncangan adalah pelepasan stres secara tiba-tiba yang telah menumpuk di sepanjang garis patahan Anatolia Timur selama lebih dari satu abad. Gempa bumi terakhir sebesar ini yang melanda wilayah tersebut terjadi pada tahun 1872.
Sebagian besar Turki berada di lempeng tektonik Anatolia, yang didorong ke arah barat sekitar 2 cm per tahun.
Tekanan itu telah terakumulasi dan kini telah dilepaskan dengan konsekuensi bencana dalam gempa besar awal dan gempa susulan yang kuat berikutnya.
Sejumlah ahli juga memperingatkan gempa susulan setelah gempa kuat dapat berlanjut selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan mungkin beberapa bulan.
“Masyarakat akan terus merasakan dampak gempa selama beberapa waktu di daerah ini,” kata ”, kata Chris Elders, profesor di School of Earth and Planetary Sciences di Curtin University di Perth Australia kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa beberapa gempa susulan berkekuatan empat atau lima telah tercatat. Meski intensitasnya lebih rendah dibandingkan dengan gempa berkekuatan 7,8, gempa tersebut masih sangat mengkhawatirkan.