<p>Direktur Utama PT Bakrie &#038; Brothers Tbk. Anindya Novyan Bakrie yang merupakan putra sulung Aburizal Bakrie. / Bakrie-brothers.com</p>
Nasional

Gempar! Skandal Korupsi Jiwasraya Seret Grup Bakrie dan Erick Thohir

  • JAKARTA – Sembilan perusahaan milik konglomerat dan politikus Aburizal Bakrie, diduga masuk dalam pusaran kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Terdakwa kasus korupsi Jiwasraya Benny Tjokrosaputro menguak ihwal andil emiten-emiten perusahaan milik Grup Bakrie dalam kasus rasuah asuransi pelat merah itu. Direktur Utama PT Hanson International Tbk. (MYRX) Benny Tjokro yang akrab disapa Bentjok mengaku […]

Nasional

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Sembilan perusahaan milik konglomerat dan politikus Aburizal Bakrie, diduga masuk dalam pusaran kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Terdakwa kasus korupsi Jiwasraya Benny Tjokrosaputro menguak ihwal andil emiten-emiten perusahaan milik Grup Bakrie dalam kasus rasuah asuransi pelat merah itu.

Direktur Utama PT Hanson International Tbk. (MYRX) Benny Tjokro yang akrab disapa Bentjok mengaku pernah berinvestasi di saham-saham milik Grup Bakrie.

“Paling besar Grup Bakrie di swasta. Menurut informasi pada 2006 saat Grup Bakrie itu sahamnya lagi tingginya. Sekarang semua nilainya Rp50, ruginya berapa? Menurut info yang saya dapat di 2008 itu ruginya sudah Rp6,7 triliun. Mereka pakai uang berbunga karena enggak didrop pemerintah, mereka pakai uang JS Saving,” ujar Bentjok usai sidang di Jakarta, 24 Juni 2020.

Benny mengungkapkan perusahaan-perusahaan Grup Bakrie yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) itu berkontribusi besar terhadap kerugian negara dalam kasus Jiwasraya.

Dia mengilustrasikan, dari dana investasi terdapat biaya keuangan (cost of money) sebesar 10% per tahun. Artinya, jika dikalikan selama 12 tahun, maka jumlahnya mencapai 120% hanya dari bunga flat saja.

“120 persen dari Rp6,7 triliun itu bukannya Rp8 triliun. Nah, Rp8 triliun ditambah Rp6,7 triliun bukannya Rp14,7 triliun. Itu baru yang flat. Kalau bunga berbunga bukannya bisa jadi Rp16 triliun-Rp17 triliun. Bolongnya dari mana sudah tahu kan ya? Bolongnya dari Bakrie itu mayoritasnya. Harusnya yang dikejar itu pihak Bakrie,” kata Bentjok.

Saham Gocapan

Bentjok menuding dirinya hanyalah kambing hitam demi melindungi Grup Bakrie yang seharusnya bertanggung jawab. Dia bilang, Grup Bakrie dilindungi lantaran Ketua dan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan kroni Bakrie.

Perusahaan yang dipimpin oleh Bentjok dan tersangka lain yakni Heru Hidayat, menginvestasikan duit Jiwasraya di saham-saham perusahaan Grup Bakrie.

Kesembilan perusahaan Grup Bakrie tersebut adalah PT Bakrie Land Development Tbk. (ELTY), PT Graha Andrasentra Propertindo (JGLE), PT Capitalinc Investment Tbk. (MTFN), PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (UNSP), PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA), PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), PT Bumi Resources Tbk. (BRMS), dan induk usaha PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR).

Harga saham-saham Grup Bakrie tersebut mayoritas berada di level terendah. Saham-saham emiten Bakrie terperangkap di level gocap alias Rp50 per lembar.

Nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merupakan salah satu pemilik saham Grup VIVA. Nama Erick juga tercatat sebagai Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA), anak usaha VIVA.

Berikut rincian saham Jiwasraya di dalam Grup Bakrie:

  1. ELTY
    Jumlah lembar: 6.024.320.900
    Terhadap saham beredar: 13,84%
    Nilai saham: Rp301.216.045.000
  2. JGLE
    Jumlah lembar: 3.339.246.000
    Terhadap saham beredar: 14,79%
    Nilai saham: Rp166.962.300.000
  3. BUMI
    Jumlah lembar: 3.350.000
    Terhadap saham beredar: 0,01%
    Nilai saham: Rp167.500.000
  4. MTFN
    Jumlah lembar: 5.864.991.800
    Terhadap saham beredar: 18,42%
    Nilai saham: Rp293.249.590.000
  5. BNBR
    Jumlah lembar: 541.993.370
    Terhadap saham beredar: 4,47%
    Nilai saham: 27.099.685.000
  6. BTEL
    Jumlah lembar: 1.718.280.000
    Terhadap saham beredar: 4,67%
    Nilai saham: Rp85.914.000
  7. BRMS
    Jumlah lembar: 1.112.658.000
    Terhadap saham beredar: 1,79%
    Nilai saham: Rp55.632.900.000
  8. VIVA
    Jumlah lembar: 22.950.000
    Terhadap saham beredar: 0,14%
    Nilai saham: Rp1.147.500.000
  9. UNSP
    Jumlah lembar: 6.840.650
    Terhadap saham beredar: 0,50%
    Nilai saham: Rp636.180.450 (SKO)