Deepfake Mark Zuckeberg
Tekno

Gempur Deepfake, Nikon, Sony, dan Canon Rilis Teknologi Baru

  • Dengan verifikasi, gambar yang memiliki tanda tangan digital dapat diverifikasi dengan menampilkan informasi seperti tanggal dan lokasi.
Tekno
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Nikon, Sony Group, dan Canon yang menguasai sekitar 90% pasar kamera global, tengah mengembangkan teknologi kamera baru untuk melawan gambar palsu dengan cara yang lebih cerdas. Mereka akan menyematkan tanda tangan digital pada setiap gambar agar mudah dibedakan dari yang palsu.

Nikon, misalnya, akan menyajikan kamera mirrorless khusus untuk jurnalis foto dan profesional lain. Tanda tangan digitalnya akan mencakup informasi penting seperti tanggal, waktu, lokasi, dan nama fotografer. Tujuan mereka adalah melawan pemalsuan gambar yang semakin canggih.

Hal ini dilakukan karena semakin banyaknya gambar palsu yang sulit dibedakan, seperti deepfake yang menampilkan mantan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang viral tahun ini.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, ada alat berbasis web yang disebut Verifikasi. Alat ini diluncurkan oleh aliansi organisasi berita global, perusahaan teknologi, dan produsen kamera. 

Dengan verifikasi, gambar yang memiliki tanda tangan digital dapat diverifikasi dengan menampilkan informasi seperti tanggal dan lokasi.

Jika suatu gambar dibuat atau diubah menggunakan kecerdasan buatan, alat Verifikasi akan menandainya sebagai "Tidak Ada Kredensial Konten".

Sony berencana merilis teknologinya pada musim semi 2024. Mereka akan menyematkan tanda tangan digital ketiga kamera SLR mirrorless kelas profesional melalui pembaruan firmware. Sony juga sedang mempertimbangkan untuk membuat teknologinya kompatibel dengan video.

Canon juga ikut meramaikan persaingan. Mereka akan meluncurkan kamera dengan fitur serupa pada awal tahun 2024. Selain itu, Canon sedang mengembangkan teknologi untuk menambahkan tanda tangan digital pada video.

Selain produsen kamera, perusahaan teknologi besar lainnya seperti Google dan Intel juga telah meluncurkan langkah-langkah untuk melawan penyebaran konten palsu dengan menyematkan tanda tangan digital atau menganalisis aspek-aspek khusus pada gambar. Ini mencerminkan upaya industri untuk menjaga integritas visual di era informasi digital yang semakin canggih.