Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 di Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Makroekonomi

Gencarkan Sirkular Ekonomi, Pemprov Jateng Potensi Peroleh Investasi Hijau Rp18,5 Triliun

  • Pemprov Jateng berpotensi meraup dana Rp18,5 triliun, dari kepeminatan investasi hijau, setelah menggelar acara acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) membuka keran selebar-lebarnya untuk investasi ekonomi hijau. Sehingga, hal itu mengubah pendekatan ambil-pakai-buang menjadi sirkular, yakni ambil-pakai-olah. 

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno dihadapan para investor pada acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 yang dihelat di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur. Lewat ajang tersebut, Pemprov Jateng berpotensi meraup cuan dari kepeminatan investasi hijau sebesar Rp18,5 triliun.

“Jadi kalau kita bicara circular ekonomi dan green ekonomi menjadi PR kita karena kita bicara sustainable, kelestarian lingkungan keberlanjutan, itulah yang jadi kunci utama. Bicara masalah pertumbuhan tidak sekadar tumbuh tapi yang jadi perhatian soal kelestarian jadi program kita, kita arahkan ke sana,” tutur Sumarno dikutip Rabu, 23 Agustus 2023. 

Ia mengatakan, hingga semester satu 2023 realisasi investasi di Jateng telah mencapai Rp27,07 triliun atau 41,22 persen dari target penanaman modal yang telah ditetapkan sebesar Rp65.70 triliun. Adanya forum tersebut, pihaknya percaya diri dapat melewati target yang ditetapkan oleh BKPM/Kementerian Investasi. 

“Bicara Investasi hijau, banyak masuk kawasan Industri Kendal adalah kendaraan listrik. Adapula investor yang mau masuk dengan energi terbarukan yakni bayu (angin) dan geothermal,” lanjutnya.

Sumarno menjelaskan, pihaknya menawarkan investasi hijau kepada investor terhadap beberapa proyek ramah lingkungan yang telah dicanangkan Pemprov Jateng antara lain, Instalasi Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis Kota Surakarta, Transformasi TKL Ecopark Kota Magelang, pembangunan industri Penyulingan melati di Pemalang, Pengembangan industri kelapa terpadu di Cilacap.

Selain itu, ada juga proyek sentra industri perikanan di Pati, pengolahan limbah B3 medis di Kota Tegal, Industri Udang Terpadu di Cilacap, Pengembangan Aqua Edu Culture Park di Pulau Panjang Jepara, Pengembangan Pembenihan Ikan Nila Salin Tilapia di Pati.

Upaya Investasi Hijau

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng Rahmad Dwi Saputra mengatakan, bersama Pemprov Jateng, pihaknya telah banyak mengupayakan program sirkular ekonomi.

Adapun program sirkular ekonomi yang dimaksud meliputi program nasional, yakni mendorong Economy Net Zero Emission dengan melalui Prudential Hijau Green Loan To Value (LTV) dan Green Syariah. Dan juga membina sejumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk menerapkan ekonomi hijau.

“Melalui penerapan UMKM sudah menggunakan pewarna alam, kita ajak dalam aplikasi Keris Jateng. Dengan Pemprov kita ajak kabupaten dalam studi pengolahan sampah di Banyumas, reuse refuse derive fuel itu sudah gunakan di pabrik semen di Cilacap ,” paparnya.

Lalu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari mengatakan, hingga pagi ini sudah ada peminatan terhadap sejumlah tempat investasi. Ia berharap, potensi penanaman modal tersebut akan diikuti realisasi nyata.

“CJIBF diawali dengan one on one meeting, kami siang tadi sudah lakukan one on one dengan investor dalam dan luar negeri tercatat kepeminatan ada di Rp18,5 triliun. Dengan ini kami intensif lakukan pendampingan sehingga betul-betul terjadi realisasi investasi,” pungkas Sakina