taliban western oslo.jpeg
Dunia

Genjot Ekonomi Nasional, Taliban Setujui Proyek Infrastruktur Rp2,47 Triliun

  • Langkah-langkah ini menunjukkan upaya Taliban untuk membangun kembali negara mereka dan mungkin merupakan indikasi awal dari perubahan dalam hubungan mereka dengan dunia internasional.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Persetujuan oleh pemerintah sementara Taliban Afghanistan terhadap 24 proyek infrastruktur senilai US$155,5 juta atau sekitar Rp2,47 triliun (kurs Rp15.890) menandai langkah penting dalam upaya mereka untuk membuka diri terhadap kerja sama internasional. 

Dilansir dari Xinhua, Kamis, 4 April 2024, proyek-proyek ini termasuk rekonstruksi jalan raya yang vital seperti Kabul-Kandahar, restorasi jalan raya Kunar-Nuristan, dan perluasan akses listrik ke beberapa provinsi. 

Keputusan ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pemulihan infrastruktur yang terdampak konflik dan perang yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Tidak hanya memberikan manfaat infrastruktur yang jelas, proyek-proyek ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi ratusan ribu penduduk setempat. 

hal ini akan membantu mengatasi tingkat pengangguran yang tinggi di Afghanistan, serta dapat meningkatkan stabilitas ekonomi dalam negara yang sedang mengalami konflik. 

Langkah-langkah ini menunjukkan upaya Taliban untuk membangun kembali negara mereka dan mungkin merupakan indikasi awal dari perubahan dalam hubungan mereka dengan dunia internasional.

Keputusan Taliban untuk menyetujui proyek-proyek infrastruktur ini juga menunjukkan kesediaan mereka untuk membuka dialog dan kerja sama dengan pihak internasional. 

Langkah ini dapat membantu mengurangi ketegangan antara Taliban dan negara-negara lain, serta membuka peluang bagi bantuan dan investasi lebih lanjut dalam pemulihan Afghanistan.

Meskipun demikian, tetap ada tantangan dan perhatian yang berkaitan dengan situasi politik dan keamanan di Afghanistan. 

Tetapi keputusan Taliban untuk mendukung proyek-proyek pembangunan ini merupakan langkah awal yang penting menuju pemulihan dan rekonstruksi yang lebih luas di negara tersebut.

Relasi Taliban dengan Negara Lain

Sejumlah negara telah menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban, baik dengan membuka kedutaan besar atau kantor perwakilan di Kabul, maupun dengan mengakui mereka sebagai pemerintahan yang sah. 

Negara-negara seperti China, Iran, Pakistan, Qatar, Rusia, dan beberapa negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Turkmenistan, dan Uzbekistan memiliki kedutaan besar di Kabul. 

Sementara itu, negara-negara seperti Indonesia, Norwegia, Turki, dan Uni Emirat Arab memiliki kantor perwakilan di ibu kota Afghanistan.

Selain itu, beberapa negara, termasuk Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Oman, telah mengakui Taliban sebagai pemerintah yang sah. 

Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, dan Uni Eropa tetap berkomunikasi dengan Taliban dalam upaya untuk memperjuangkan kepentingan dan keamanan masing-masing. 

Dinamika hubungan antara Taliban dan negara-negara internasional mencerminkan kompleksitas situasi politik dan diplomasi di Afghanistan pasca-penjatuhan rezim sebelumnya.