Genjot Energi Baru, Pertamina Siapkan Duit Rp259,6 Triliun
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menggenjot bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional dengan menyiapkan anggaran US$17,6 miliar setara Rp259,6 triliun (kurs Rp14.750 per dolar Amerika Serikat) hingga 2026. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan capaian terakhir pada 2019, bauran energi mencapai 9,15%. Saat bersamaan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemanfaatan […]
Industri
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menggenjot bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional dengan menyiapkan anggaran US$17,6 miliar setara Rp259,6 triliun (kurs Rp14.750 per dolar Amerika Serikat) hingga 2026.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan capaian terakhir pada 2019, bauran energi mencapai 9,15%. Saat bersamaan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemanfaatan EBT baru sebesar 2,5% dari total potensi yang ada.
Arifin menuturkan, potensi total EBT di Indonesia mencapai 417,8 gigawatt (GW). Namun, berdasarkan data yang ada baru sebesar 10,4 GW yang bisa dimanfaatkan atau 2,5%-nya.
“Berbagai potensi tersebut termasuk energi samudera, panas bumi, bio energi, bayu, air, dan surya,” kata Arifin dilansir Antara, Senin, 10 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran EBT hingga triwulan I-2020 baru mencapai 11,51% dari target pemerintah sebesar 23% pada 2025.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM FX Sujiastoto mengakui butuh kerja keras yang luar biasa untuk mencapai target tersebut. Alasannya, mengingat jarak yang masih terlalu jauh antara realisasi dan target bauran EBT.
“Untuk mencapai 23 persen, kita perlu kapasitas EBT pada 2020 sekitar 20.000 MW, sehingga gap ini cukup signifikan dan perlu ada upaya-upaya percepatan,” kata Sujiastoto. (SKO)