Genjot Nilai Ekonomi, Masyarakat Purbalingga Lirik Potensi Pupuk Air Seni Ternak
- Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berkolaborasi dengan instansi terkait menggelar pelatihan membuat pupuk organik cair dari air seni ternak di Desa Panusupan, Purbalingga.
Nasional
JAKARTA - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berkolaborasi dengan instansi terkait menggelar pelatihan membuat pupuk organik cair dari air seni ternak di Desa Panusupan, Purbalingga.
Hal itu digunakan sebagai cara untuk meningkatkan nilai pendapatan para masyarakat desa Panusupan, Purbalingga. Pasalnya, nilai jual pupuk organik cair itu sangat tinggi yakni mencapai Rp70-Rp100 ribu per kantong.
Dinas Pertanian Purbalingga Darmawan yang ditunjuk sebagai instruktur pembuatan pupuk dari air seni ternak mengatakan, prosesnya cukup mudah dan tidak ribet. Di samping itu, kandungan pupuk cair organik tidak kalah bermanfaat dengan pupuk kimia.
- Neymar Pimpin Transfer Termahal ke Liga Saudi, Ini Daftar Lengkapnya
- Adaro Setor Cuan ke Negara Rp34 Triliun Semester 1-2023
- Puasa Intermiten Diet Pembatasan Kalori Efektifnya Pengaruhi Bakteri Baik pada Usus
“Dia sangat bagus untuk menggantikan pupuk kimia, karena kandungannya sama dengan urea. Dimanfaatkan memacu pertumbuhan tanaman dan tak menimbulkan reaksi negatif di tanah, juga punya unsur nitro yang bermanfaat bagi tanaman,” ujar Darmawan, dikutip TrenAsia.com, Rabu 23 Agustus 2023.
Menurut Darmawan, dengan pengetahuan pembuatan pupuk cair, petani Desa Panusupan juga bisa berhemat. Bahkan, jika mau, mereka bisa berwirausaha dengan membuat dan menjual pupuk cair.
“Nilai jual pupuk cair itu sekitar Rp70 ribu-Rp100 ribu. Kalau bisa berinovasi membuat pupuk cair, akan memunyai nilai tambah dari hewan ternak yang dimiliki,” pungkas Darmawan
Acara yang digelar di aula Desa Panusupan Selasa diikuti puluhan petani yang antusias. Salah satunya Yudi Winarso, iamengaku sampai saat ini tidak memaksimalkan air seni ternaknya sebagai pupuk.
“Nah kalau beli pupuk kimia kan sekarang sulit. Dengan pelatihan ini ya membantu sekali. Saya jadi tahu cara yang benar bikin pupuk organik, kalau dulu ya ngarang saja. Asal siram kalau dulu, 1:10 liter, seliter air seni dicampur 10 liter air, terus saya siramkan,” ujarnya.
Pria kerap disapa Yudi itu berharap dengan pelatihan ini dapat memaksimalkan limbah ternak dan menyuburkan tanamannya. Di sisi lain, dengan ketekunan yang ulet pihaknya yakin pupuk itu akan menghasilkan nilai ekonomis di masa depan.
- Penerapan Industri Hijau Pegang Peran Krusial Kurangi Emisi Karbon
- 6 Hal yang Harus Anda Perhatikan Agar Panjang Umur dan Selalu Sehat
- Melihat Upaya Pertamina International Shipping Kurangi Emisi Karbon
Sementara itu, Sekretaris Dinas Diskominfo Jateng Hermoyo Widodo mengatakan, pelatihan itu merupakan realisasi program Satu OPD Satu Desa Dampingan, guna memutus mata rantai kemiskinan di Panusupan. Melalui pelatihan tersebut, juga diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Menurutnya, selain pelatihan pembuatan pupuk organik, Diskominfo Jateng sebelumnya juga telah menyelenggarakan pelatihan dengan memanfaatkan bahan lokal. Seperti pembuatan kue, keripik dan sirup.
Selain itu, adapula bantuan perbaikan rumah tak layak huni (RTLH), bantuan sembako, serta gizi tambahan bagi anak stunting. Untuk pelatihan dan pemberian bantuan, Diskominfo menggandeng berbagai pihak, di antaranya Baznas Jateng, Dinkop UKM Jateng, hingga Dinas Pertanian.
“Pupuk organik lebih baik dan ramah lingkungan. Limbah ternak dapat diaplikasikan ke tanaman dengan hasil lebih baik, dan mengurangi efek pupuk kimia. Kegiatan ini diikuti beberapa kelompok petani. Harapannya nilai ekonomi lebih tinggi,” ucapnya.