BSI Buka Weekend Banking di 342 Cabang se-Indonesia, Mana Saja?
Perbankan

Genjot Pembiayaan Berkelanjutan, BSI Bidik Pertumbuhan Kredit 15 Persen Tahun Ini

  • Hingga akhir kuartal III-2023, pembiayaan berkelanjutan BSI sudah mencapai 23,1% dari total portofolio pembiayaan.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Seiring dengan upaya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) mendorong pembiayaan berkelanjutan, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit atau pembiayaan hingga 15% sepanjang 2023. 

Direktur Manajemen Risiko BSI Grandhis Helmi Harumansyah menyebutkan pihaknya optimis untuk mencapai pertumbuhan double digit untuk kinerja intermediasi perseroan hingga akhir 2023. 

Sementara itu, pembiayaan untuk segmen berkelanjutan terus digenjot oleh BSI sebagai komitmen perseroan dalam menerapkan nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG. Hingga akhir kuartal III-2023, pembiayaan berkelanjutan BSI sudah mencapai 23,1% dari total portofolio pembiayaan.

“Sampai akhir tahun, kami proyeksikan (pertumbuhan pembiayaan) sekitar 15%,” kata Grandhis dalam public expose yang ditayangkan secara virtual, dikutip Kamis, 30 November 2023. 

Grandhis pun menyampaikan, hingga akhir kuartal III-2023, laba bersih perusahaan tumbuh 31% secara year-on-year (yoy) mencapai Rp4,2 triliun. 

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan aset dan pembiayaan, yang masing-masing tumbuh dalam angka double digit secara tahunan. 

Aset BSI tumbuh sebesar 14,23% yoy mencapai Rp320 triliun, melampaui pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya 7,13% yoy. 

Di sisi pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan sebesar 16% yoy menjadi Rp232 triliun, melebihi pertumbuhan pembiayaan perbankan nasional yang sebesar 8,96% yoy. 

Pembiayaan BSI didominasi oleh segmen konsumer, gadai, dan card sebesar Rp125,34 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, Small Medium Enterprise (SME) Rp18,62 triliun, dan komersial Rp11,86 triliun. 

Dari sisi rasio keuangan, return on asset (ROA) juga meningkat menjadi 2,34%. Efisiensi juga terus berkembang positif, dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun dari 74,02% menjadi 71,43%.

Untuk segmen berkelanjutan, perseroan fokus pada lima sektor utama, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), produk ramah lingkungan, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, energi bersih dan terbarukan. Kemudian produk hijau lainnya seperti pembangunan gedung ramah lingkungan, industri pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah.

Sektor UMKM tercatat sebagai penerima pembiayaan berkelanjutan yang dominan, dengan pembiayaan untuk pertanian berkelanjutan mencapai Rp 4,9 triliun, produk keuangan berkelanjutan Rp 3,3 triliun, energi terbarukan Rp 1,4 triliun, dan sektor lainnya Rp600 miliar.

Pembiayaan untuk UMKM telah mencapai Rp 43,4 triliun, sedangkan non-UMKM mencapai Rp 10 triliun hingga September 2023. Total pembiayaan berkelanjutan BSI pada periode tersebut mencapai Rp 53,6 triliun atau sekitar 23,7 % dari total pembiayaan.