t-72.jpg
Nasional

Geopolitik Rusia-Ukraina Beri Peluang Batu Bara Indonesia Jajaki Pasar Eropa

  • konflik geopolitik yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina memberikan dampak sentimen positif, Pengamat Ekonomi dan Energi asal Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi melihat hal itu sebagai kesempatan bagi Indonsia untuk dapat menjajaki pasar batu bara di wilayah eropa.

Nasional

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA – konflik geopolitik yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina memberikan dampak sentimen positif bagi para negara pengekspor komoditas emas hitam itu, termasuk Indonsisa. Harga batu bara di pasar berjangka ICE Newcastle pada Rabu, 2 Maret 2022 kini telah menyetuh level US$400 per ton.

Sejak diluncurkannya serangan operasi militer khusus oleh pemerintah Rusia ke Ukraina pada Kamis, 23 Februari 2022, harga batu bara saat ini terhitung telah mengalami kenaikan hingga sebesar 67,19%. Adapun kenaikan harga tersebut disebabkan oleh adanya kekhawatiran dunia terhadap kelancaran pasokan batu bara dunia akibat konflik.

Rusia sendiri merupakan salah satu negara pengekspor batu bara terbesar yang memiliki pangsa pasar di wilayah eropa. Dengan adanya invasi yang dilakukan itu, pemerintah Rusia kini harus menanggung sederet sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh dunia internasional kepadanya.

Sederet sanksi itu yang kemudian menjadi sumber kekhawatiran dunia dalam hal kelancaran pasokan batu bara yang dapat berpotensi menyebabkan adanya krisis energi internasional.

Menanggapi hal itu, Pengamat Ekonomi dan Energi asal Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi melihat bahwa hal itu merupakan sebuah peluang bagi Indonsia untuk dapat menjajaki pasar batu bara di wilayah eropa.

“Kalau eskalasi pertempuran meluas dan berkepanjangan, maka harga batu bara akan terus bertengger di US$ 400 per ton. Lantaran, Rusia pengasil batubara sangat besar yang pemasok batu bara di Eropa. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasok batubara ke eropa,” terang Fahmy Radhi kepada trenasia.com Rabu, 2 Maret 2022.

Pasar ekspor batu bara indonseia sendiri saat ini diketahui mayoritas masih ditujukan kepada negara-negara yang berada di wilayah Asia Timur seperi China, Korea, Taiwan dan Jepang.

oleh karena itu, dengan adanya ketidakpastian pasokan dari Rusia sebagai eksportir, diharapkan peran itu dapat diambil oleh Indonesia untuk memperluas pangsa pasarnya ke wilayah eropa. 

Meski begitu, hal itu juga bukan tanpa tantangan mengingat sulitnya akses yang harus dilalui untuk melakukan ekspor batu bara ke wilayah eropa dari Indonesia. 

Sementara itu, melansir dari laman Trading Economics, membaranya harga batu bara yang terjadi saat ini justru diproyeksikan perlahan akan mereda hingga berada pada level US$227,58 per ton-nya sampai dengan akhir kuartal pertama di tahun ini. Hal itu atas kalkulasi dari sejumlah indikator makro global dan ekspetasi para analis.