Getol Tempatkan Dana di Sukuk Negara, Kerugian Bank Aladin Kempes 136,87 Persen
- JAKARTA - Menempatkan dana di instrumen rendah risiko menjadi upaya pelaku industri perbankan menjaga profitabilitas di tengah fungsi intermediasi yang ma
Korporasi
JAKARTA - Menempatkan dana di instrumen rendah risiko menjadi upaya pelaku industri perbankan menjaga profitabilitas di tengah fungsi intermediasi yang masih tumbuh terbatas. Berkat strategi ini, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) berhasil menurunkan kerugian hingga 136,87% year on year (yoy) pada semester I-2021.
Berdasarkan prospektus perseroan, rugi komprehensif BANK menyusut dari Rp83,14 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp22,39 miliar pada semester I-2021. Hal ini ditopang oleh pendapatan pengelolaan dana atau mudharib yang tumbuh 8,60% yoy.
Pendapatan mudharib BANK mengalami peningkatan sebesar Rp1,4 miliar dari Rp16,96 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp18,42 miliar pada semester I-2021.”Kenaikan ini terutama disebabkan oleh pendapatan dari sukuk negara,” ucap manajemen BANK dalam prospektus, Jumat, 15 Oktober 2021.
- 68 Juta Orang Pakai Pinjol, Penyaluran Pinjaman Fintech Lending Tembus Rp249 Triliun
- Bantah Dual Listing di AS, Bos Bukalapak Ungkap Alasannya
- Anak Usaha Jasa Marga Tarik Kredit Jumbo Rp3,8 Triliun dari BCA, Untuk Apa?
Sementara untuk pendapatan dana bagi hasil atau syirkah temporer BANK terperosok dari 45,71% dari Rp70 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp38 miliar pada semester I-2021. Hal ini dipicu oleh menurunnya pendapatan dari deposito mudharabah.
Bank Aladin belum lepas dari kerugian lantaran beban operasional lainnya yang masih tinggi. Total beban operasional lainnya BANK melejit 79,41% yoy dari Rp24,09 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp43,22 miliar pada semester I-2021.
“Beban operasional lainnya perseroan pada 30 Juni 2021 ini disebabkan oleh meningkatnya beban gaji dan kesejahteraan karyawan serta meningkatnya beban umum dan administrasi,” jelas manajemen BANK.
Kendati demikian, total aset Bank Aladin terus merangkak naik dari Rp721 miliar pada akhir 2020 menjadi Rp1,2 triliun pada semester I-2021. Adapun posisi liabilitas perseroan naik tipis dari Rp39,96 miliar pada akhir 2020 menjadi Rp40,73 miliar pada semester I-2021.
Kini, Bank Alaadin tengah fokus menaikan modal inti atau tier 1 ketimbang mengerek profitabilitas. Hal ini tercermin dari upaya rights issue 2 miliar saham yang akan dilaksanakan pada kuartal IV-2021.
Aksi penambahan modal dengan nilai nominal Rp100 per lembar ini dilakukan Bank Aladin untuk menambah modal inti untuk mengejar batas minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar Rp2 triliun pada akhir 2021.
Manajemen BANK masih belum mengumumkan harga pelaksanaan rights issue ini. Bila mengacu pada harga saham BANK di perdagangan sesi I, Jumat, 15 Oktober 2021 yang sebesar Rp2.330, maka perseroan bisa menarik dana segar Rp4,6 triliun.
PT Aladin Global Ventures kini masih menjadi pemilik saham mayoritas di BANK dengan komposisi 60,33%. Disusul oleh Kasai Universal 6,15%, dan publik 33,52%.