<p>Penaikkan cukai rokok dapat mempengaruhi gerak saham emiten rokok. Dua dari lima emiten rokok yang melantai di bursa efek telah masuk dalam Indeks LQ45 yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sedangkan, tiga emiten lain yang tidak masuk LQ45 adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Bentoel International Tbk (RMBA), dan PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC). / Rokokindonesia.com</p>
Dunia

GGRM Gelar RUPS di Tengah Rumor Akuisisi Japan Tobacco Inc

  • Emiten rokok milik konglomerat Susilo Wonowidjojo, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Kamis, 8 Juli 2021 di Grand Surya Hotel, Kediri.

Dunia
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Emiten rokok milik konglomerat Susilo Wonowidjojo, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Kamis, 8 Juli 2021 di Grand Surya Hotel, Kediri.

Salah satu mata acara rapat adalah penggunaan laba kinerja keuangan tahun buku 2020. Diketahui, sepanjang tahun lalu GGRM membukukan penurunan laba yang cukup dalam.

Tercatat, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,59 triliun. Angka ini turun 29,7% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode 2019 sebesar Rp10,8 triliun.

Penurunan laba ini terjadi saat implementasi kebijakan Cukai Hasil Tembakau (CHT) 2020 ditetapkan cukup tinggi yakni sebesar 21,55%.

Kendati laba yang diraup lebih rendah dibandingkan perolehan sebelumnya, kinerja GGRM masih terbantu dari pendapatan yang naik 3,56% yoy. Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan Rp114,47 triliun, lebih besar ketimbang Rp110,53 triliun pada periode 2019.

Pendapatan ini mayoritas ditopang oleh penjualan domestik yang mencapai Rp112,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan 2019 sebesar Rp108,7 triliun. Di samping itu, ekspor GGRM juga naik dari 1,78 triliun menjadi Rp1,9 triliun.

Sayangnya, perseroan tak berhasil menekan beban pokok penjualan. Angkanya justru membengkak 10,64% yoy lebih besar dari Rp87,74 triliun pada 2019, menjadi Rp97,08 triliun pada 2020.

Adapun total liabilitas tahun lalu tercatat Rp19,66 triliun, turun 29,05% yoy ketimbang 2019 yang sebesar Rp27,71 triliun. Sebaliknya, ekuitas perseroan naik 14,9% yoy dari Rp50,98 triliun pada 2019 menjadi Rp58,52 triliun pada 2020.

Dengan kinerja tersebut, total aset perseroan masih terbilang stabil meskipun turun tipis 0,57% yoy menjadi Rp78,19 triliun. Pada 2019, total aset yang dibukukan sebesar Rp78,64 triliun.

Tepis Rumor Akuisi

Lantas, apakah dalam agenda tersebut GGRM akan membahas rumor akuisisi? Belakangan ini perseroan dikabarkan bakal merger atau terlibat akuisisi dengan Japan Tobacco Inc.

Namun, melalui keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, perseroan mengonfirmasi bahwa pihaknya tidak melakukan aksi korporasi tersebut.

“Kami informasikan bahwa sampai dengan saat ini, tidak terdapat pembicaraan mengenai merger dan akuisisi antara perseroan dengan Japan Tobacco atau perusahaan asing lainnya,” kata Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman.

Melalui pengumuman itu, Heru turut menegaskan bahwa pemberitaan tersebut tidak memiliki dampak terhadap perseroan, baik dari segi hukum, keuangan, maupun kegiatan operasional perusahaan saat ini.

Sebelumnya, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia melalui risetnya menyebut Gudang Garam berpotensi menjadi incaran perusahaan asing untuk melakukan merger dan akuisisi. Ada beberapa alasan yang mendorong transaksi tersebut dapat terjadi.

Di samping itu, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia juga menyatakan Japan Tobacco merupakan entitas yang paling mungkin untuk membeli GGRM. Apalagi, perusahaan rokok asal Jepang itu mengenal baik keluarga pengendali Gudang Garam.

“Kami pikir Japan Tobacco adalah yang paling mungkin untuk membeli GGRM dari perspektif strategis,” tulis riset tersebut.

Ditambah, Japan Tobacco telah aktif melakukan akuisisi. Setidaknya, terdapat delapan perusahaan raksasa yang telah diakuisisi Japan Tobacco selama hampir satu dekade terakhir, di antaranya Mighty Corporation Filipina, Akij Group Bangladesh, hingga, Donskoy Tabak Rusia. (RCS)