Giliran Lazada Diretas
JAKARTA- Platform dagang online asal Singapura, Lazada, diretas hingga sejumlah data dari jutaan pengguna mereka diambil. Sebagaimana dilaporkan Reuters Sabtu 31 Oktober 2020 terdapat beberapa informasi dan sebagian nomor kartu kredit dari 1,1 juta akun pengguna yang diambil. “Informasi pengguna yang diakses secara ilegal termasuk nama, nomor telepon, email, alamat surat-menyurat, kata sandi yang dienkripsi […]
Home
JAKARTA- Platform dagang online asal Singapura, Lazada, diretas hingga sejumlah data dari jutaan pengguna mereka diambil.
Sebagaimana dilaporkan Reuters Sabtu 31 Oktober 2020 terdapat beberapa informasi dan sebagian nomor kartu kredit dari 1,1 juta akun pengguna yang diambil.
“Informasi pengguna yang diakses secara ilegal termasuk nama, nomor telepon, email, alamat surat-menyurat, kata sandi yang dienkripsi dan sebagian nomor kartu kredit,” kata juru bicara Lazada.
- Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia’s Digital Economy
- UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19
- Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India
- Bantu Start Up, Erick Refocusing Telkom dan Telkomsel
- Booming Tren Daring (Serial 5): SDM dan Infrastruktur Tertinggal, Perlindungan Data Tak Andal
Namun sejauh ini Lazada mengaku sudah menutup akses ke basis data mereka dan mengatakan saat ini data pengguna tidak terdampak.
Lazada bukan situs perdagangan online pertama yang menjadi sasaran hackher. Pada Mei 2020 Tokopedia juga dibobol peretas dengan 91 juta data pengguna diperkirakan berhasil dicuri.
Selain itu situs belanja daring elektronik Bhinneka.com juga diduga diretas dan jutaan data penggunapun bocor. Diduga 1,2 juta data pengguna e–commerce yang didirikan Hendrik Tio ini pada 1993 tersebut dibobol hacker. Disebutkan, peretasan dilakukan oleh kelompok ShinyHunters yang juga telah meretas data pengguna Tokopedia.
Berdasarkan laporan, kelompok peretas ShinyHunters ini kembali menjual data milik 10 perusahaan ke dark web. Seluruh data itu dijual sebesar US$18.000 dengan setiap basis data dijual terpisah.