scalp eg.jpg
Dunia

Giliran Prancis Bebaskan Ukraina Gunakan Rudalnya untuk Serang Rusia

  • Langkah Prancis ini menunjukkan Eropa sepertinya tidak mundur dengan ancaman Putin.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Setelah Amerika mengizinkan Ukraina menggunakan Army Tactical Missile Systems (ATACMS) untuk menyerang Rusia, Inggris mengikutinya dengan melepas ikatan pada rudal Strom Shadow. Kini Prancis pun tidak lagi membatasi penggunaan SCALP-EG.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot menegaskan kini tidak ada garis merah dalam hal dukungan untuk Ukraina.  “Ukraina dapat menembakkan rudal jarak jauh Prancis ke Rusia dengan logika membela diri,” katanya kepada BBC Minggu 24 November 2024, tetapi dia tidak mengonfirmasi apakah senjata Prancis telah digunakan.

Hal itu disampaikan Barrot  hanya beberapa hari setelah Rusia menggunakan rudal balistik jarak menengah untuk menyerang Ukraina. Langkah Prancis ini menunjukkan Eropa sepertinya tidak mundur dengan ancaman Putin.

Presiden Prancis Macron mengindikasikan kesediaan Prancis untuk mengizinkan rudalnya ditembakkan ke Rusia awal tahun ini.  Namun komentar Barrot penting muncul beberapa hari setelah rudal jarak jauh AS dan Inggris digunakan dengan cara yang sama untuk pertama kalinya.

SCALP-EG adalah nama Prancis untuk Storm Shadow Inggris. Rudal  jelajah yang diluncurkan dari udara ini memiliki jangkauan hingga 250 km.  Ukraina sudah menggunakan rudal tersebut, tetapi masih dibatasi hanya untuk digunakan di wilayahnya sendiri.

Penggunaan Storm Shadow pertama di wilayah Rusia telah dilakukan. Sekitar 12 rudal tersebut digunakan untuk menyerang target yang dikatakan sebagai pos komando di wilayah Kursk.

Barrot mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri David Lammy di London pada hari Jumat. Dia  mengatakan sekutu Barat tidak boleh membatasi dukungan bagi Ukraina terhadap Rusia dan tidak menetapkan dan menyatakan garis merah.

Ketika ditanya apakah ini bisa berarti pasukan Prancis ikut bertempur, dia menjawab pihaknya tidak mengesampingkan opsi apa pun. Dia hanya mengatakan Prancis akan mendukung Ukraina sekuat tenaga dan selama diperlukan. Ini  Karena keamanan Preancis yang dipertaruhkan.

“Setiap kali pasukan Rusia maju satu kilometer persegi, ancamannya akan semakin dekat ke Eropa,” katanya.

Barrot juga mengisyaratkan akan mengundang Ukraina untuk bergabung dengan NATO seperti yang diminta Presiden Zelensky.  Dan  menyarankan  negara-negara Barat harus meningkatkan jumlah yang mereka belanjakan untuk pertahanan.

Komentar Barrot muncul setelah seminggu terjadi eskalasi signifikan di Ukraina  dengan rudal jarak jauh Inggris dan Amerika ditembakkan ke Rusia untuk pertama kalinya.  Rusia kemudian menembakkan apa yang disebutnya sebagai jenis rudal baru. Vladimir Putin juga mengisyaratkan kemungkinan terjadinya perang global.

Salah satu sumber pemerintah Inggris menggambarkan momen ini sebagai titik kritis menjelang musim dingin,  sekaligus dan menjelang kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.