Moxa by Astra Financial
Fintech

GMV Moxa by Astra Financial Melonjak 100 Persen pada 2023, Ini Pendorongnya

  • PT Astra Kreasi Digital, yang dikenal dengan merek Moxa, berhasil mencatat Gross Merchandise Value (GMV) sebesar Rp2,4 triliun sepanjang 2023.

Fintech

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Astra Kreasi Digital, yang dikenal dengan merek Moxa, berhasil mencatat Gross Merchandise Value (GMV) sebesar Rp2,4 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebanyak 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

CEO Moxa Lim Lizal menyatakan pertumbuhan layanan aplikasi besutan Astra Financial ini diatribusikan oleh peningkatan transaksi dalam layanan pembiayaan modal usaha, pembiayaan multiguna, serta pembayaran tagihan dan top-up.

Ia merincikan pada 2022, GMV Moxa masih berada di angka Rp1,2 triliun, dan pada 2023 perseroan berhasil mengdongkrak pertumbuhan GMV menembus angka Rp2,4 triliun. "Hal itu sejalan dengan target kami ya, dimana Moxa sebagai platform terintegrasi yang menyediakan solusi keuangan terbaik di Indonesia," jelas Lim pada keterangan resmi dikutip pada Selasa, 16 Januari 2024. 

Lim juga menyebut sepanjang 2023, Moxa telah berinovasi dengan memperkenalkan berbagai layanan baru, termasuk Payment Point Online Banking (PPOB), pembelian dan pembiayaan gadget & elektronik, investasi reksadana, serta layanan pembiayaan offline melalui kolaborasi dengan JNE.

Tak berhenti disitu saja, lanjut Lim, perseroan akan terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan Moxa dengan penambahan berbagai produk baru. "Kami akan terus berinovasi guna memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan," ungkapnya. 

Sampai saat ini, melalui sistem Open Application Programming Interface (Open API), Moxa telah menyajikan 40 produk layanan keuangan, termasuk pembiayaan motor dan mobil baru, pembiayaan modal usaha, layanan asuransi, tabungan digital, pinjaman multiguna, investasi reksadana, dan pembiayaan syariah.

Lim juga mencatat Moxa yang merupakan bagian dari Astra Grup ini telah diunduh lebih dari 19 juta kali dan memiliki rata-rata pengguna bulanan lebih dari 1 juta pelanggan dengan rentang usia 25-45 tahun. 

"Sebagian besar pengguna kami berasal dari 10 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Timur," pungkas Lim.