<p>Warga mengakses salah satu platform e-commerce untuk berbelanja secara daring melalui gawai dalam rangka Hari Belanja Online Nasional atau &#8216;Harbolnas 11.11&#8217; di Tangerang, Banten, Rabu, 11 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Fintech

GMV Tahun 2021 Tembus Rp1 Kuadriliun, Transaksi Online Indonesia Juara di Asia Tenggara

  • Nilai transaksi daring atau gross merchandise value (GMV) online di Indonesia hingga November 2021 mencapai US$70 miliar.
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA –  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut potensi ekonomi dan keuangan digital Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengungkapkan akumulasi nilai transaksi daring atau gross merchandise value (GMV) online di Indonesia hingga November 2021 mencapai US$70 miliar atau setara Rp1.001 triliun (kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat).

"GMV online Indonesia tertinggi di Asia Tenggara," kata Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 2021-2025 Selasa, 30 November 2021.

Nilai GMV Indonesia bahkan diproyeksikan meningkat jadi US$146 miliar pada 2025. Selain Indonesia, Heru memaparkan, nilai GMV negara lain seperti Malaysia sebesar US$21 pada 2021. Lalu, ada Filipina dengan US$40 miliar, Singapura US$27 miliar, Thailand US$56 miliar, dan Vietnam US$57 miliar.

Akumulasi nilai transaksi GMV Indonesia, menurut Heru, ditopang oleh aktivitas perdagangan di e-commerce.  Saat ini, e-commerce sudah menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia dengan nilai sebesar US$53 miliar, tumbuh 52% dibandingkan dengan 2020 yang senilai US$35 miliar.

"Bonus demografi juga telah membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi tinggi dalam peningkatan ekonomi dan keuangan digital," ujarnya.

Di sisi lain, ia menuturkan sebanyak 72% dari konsumen baru digital atau 15 juta orang berasal dari area non-metropolitan selama 2020 hingga semester I-2021. Sehingga, secara positif menunjukkan peningkatan penetrasi digital di Tanah Air.

Sementara itu, Laporan Aktivitas E-commerce Indonesia pada Januari 2021 mencatat sebanyak 93% pengguna internet mencari produk atau jasa secara daring. Kemudian, 97,3% pengguna internet mengunjungi laman resmi e-commerce, serta 78,2% pengguna internet menggunakan aplikasi belanja daring di ponsel.

Sebanyak 97,1% pengguna internet membeli satu produk secara daring, serta 79,1% pengguna internet membeli produk melalui telepon genggam.

Berdasarkan laporan tersebut, Heru menyampaikan, sebagian besar pemilik usaha pun akan meningkatkan penggunaan layanan keuangan digital dalam satu hingga dua tahun ke depan.