Karyawan beraktivitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Rekomendasi

Gokil! IHSG Diramal Tembus 8.100 Tahun 2024, Koleksi Saham Blue Chip Ini

  • PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 8.100 pada semester II-2024.

Rekomendasi

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 8.100 pada semester II-2024.

Kepala Tim Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengungkapkan penguatan IHSG didukung oleh potensi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral global, yang dapat memicu iklim investasi positif di pasar saham dan pasar obligasi. Dia juga menilai kondisi ini sebagai peluang untuk menerapkan strategi investasi yang lebih agresif.

"Untuk tahun mendatang, kami memperkirakan nilai wajar Indeks IHSG akan berada di kisaran 8.100 pada semester II," katanya Kamis, 14 Desember 2023.

Menjelang akhir tahun 2023, Robertus memproyeksikan bahwa IHSG masih memiliki potensi penguatan pasar yang signifikan. Hal ini berkat aksi mempercantik portofolio oleh investor besar (window dressing) menjelang akhir tahun, yang biasa disebut sebagai Santa Claus Rally, terutama pada beberapa saham unggulan (blue chip).

Beberapa saham blue chip tersebut termasuk PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

ASII memiliki valuasi rasio harga saham per laba (P/E) yang terus menurun mendekati level Maret 2020, meskipun valuasi profitabilitas Return on Equity (ROE) meningkat.

Harga saham dan valuasi TLKM juga membaik dari sebelumnya yang mengalami penurunan tajam. Saham blue chip lainnya, EXCL, memiliki valuasi rasio harga saham per nilai buku (P/BV) yang telah turun di bawah 1x.

Hardy menuturkan saham EXCL sudah cukup menarik, meskipun profitabilitas ROE tidak setinggi emiten lain di sektornya, tetapi perusahaan memiliki rencana besar untuk mengkonsolidasikan 750.000 pengguna jasa PT Link Net Tbk (LINK). Transaksi ini masih menunggu persetujuan regulator dan diharapkan selesai pada kuartal I-2024.

Salah satu saham blue chip yang masih tertinggal dan menarik, menurut Robertus, adalah AKRA. Rasio P/E perusahaan masih cenderung stagnan, meskipun profitabilitas ROE terus mengalami kenaikan.

Saham Blue Chip adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi yang kuat, jejak keuangan yang stabil, dan sejarah pertumbuhan yang konsisten. Jenis saham ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang merupakan leader di industri sejenis yang memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten.

Baru-baru ini, perusahaan logistik BBM itu telah menetapkan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 12% hingga 15% (year-on-year/yoy) pada 2024. Target ini didukung oleh permintaan BBM dan kimia dasar dari Kawasan Indonesia Timur, terutama dari industri pemurnian-peleburan hasil tambang dan mineral (smelter).

Perseroan juga optimistis bahwa penjualan lahan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik (Jatim) akan mendukung kinerjanya.