<p>Nasabah melakukan transaksi di salah satu cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Gokil! Laba Bersih BNI Terbang 76,8 Persen Tembus Rp13,7 Triliun pada Semester III-2022

  • BNI berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih yang signifikan. Ini faktor penyebabnya.

Korporasi

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraup laba bersih senilai Rp13,7 triliun pada kuartal III-2022. Angka ini tumbuh 76,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan pertumbuhan laba yang sehat ini tetap dapat dicapai, meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif.

“Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik,” ucap Royke, dalam paparan kinerja BNI, di Jakarta, Senin 24 Oktober 2022.

Sepanjang kuartal III-2022,  BNI menctata pertumbuhan kredit sebesar 9,1% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp622,61 triliun. Penyaluran kredit BNI fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah.

Royke berharap eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada perbaikan kualitas kredit dalam jangka panjang.

Sebagai penopang pertumbuhan kredit, Royke menyebutkan, BNI mengandalkan pendanaan terutama dari Current Account Savings Account (CASA) yakni tabungan dan giro. Rasio CASA BNI mencapai 70,9% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK), yang merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dengan performa tersebut, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNI tumbuh 5,2% (yoy) menjadi Rp 30,2 triliun. Pengaruh pendapatan non-bunga (Non-Interest Income) juga tumbuh 7,8% (yoy) menjadi Rp11 triliun.

Non-Interest Income didorong oleh transaksi digital dan biaya dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan (Pre-Provisioning Operating Profit/PPOP) sebesar Rp25,8 triliun atau meningkat 9,7 persen (yoy).

Royke berpendapat kondisi eksternal pada kuartal III-2022 tergolong menantang. Hal ini dipicu oleh eskalasi tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek pandemi COVID-19 yang mulai mereda.

Meski demikian, BNI optimistis dapat merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022 yang didukung oleh portofolio kredit yang sudah jauh lebih sehat dan tetap mengedepankan aspek prudential banking.