<p>Ilustrasi mena</p>
Industri

Gokil! Laba Sarana Menara Meroket 32,19 Persen, Keluarga Hartono Makin Tajir

  • Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, emitan bersandi TOWR ini berhasil membukukan pendapatan Rp5,56 triliun. Jumlah itu tumbuh 19,34% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp4,65 triliun.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Emiten menara pemancar PT Sarana Menara Nusantara Tbk milik Grup Djarum berhasil mencatatkan performa gemilang sepanjang sembilan bulan pertama 2020.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, emitan bersandi TOWR ini berhasil membukukan pendapatan Rp5,56 triliun. Jumlah itu tumbuh 19,34% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp4,65 triliun.

Pendapatan sewa dari PT Hutchison 3 Indonesia atau provider 3 masih mendominasi dengan porsi 32% atau setara Rp1,79 triliun. Naik dari pendapatan sewa pada kuartal III-2019 yang hanya Rp1,5 triliun.

Sementara pertumbuhan pendapatan tertinggi berasal dari PT Indosat Tbk (ISAT) dengan kenaikan 73,96% dari Rp330,44 miliar menjadi Rp574,83 miliar. Disusul pendapatan sewa dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang melesat 22,49% dari Rp1,39 triliun menjadi Rp1,66 triliun.

Sebaliknya, pendapatan sewa dari PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) justru melorot 5,22% dari Rp835,89 miliar menjadi Rp794,38 miliar.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok perseroan pun juga turut bertambah. Secara total, beban pokok pendapatan TOWR pada kuartal III-2020 mencapai Rp1,67 triliun atau meningkat 21,02% dari sebelumnya Rp1,38 triliun.

Depresiasi dan amortisasi menjadi beban terbesar dengan nilai Rp1,36 triliun. Lalu ditambah dengan beban pokok pendapatan lainnya senilai Rp303,8 miliar.

Dengan perolehan ini, laba bersih perseroan pada kuartal III-2020 pun berhasil meroket 32,19% menjadi Rp1,91 triliun dari sebelumnya Rp1,6 triliun.

Likuiditas Aman

Dalam rentang waktu yang sama, keseluruhan aset perseroan pun turut meningkat dari sebelumnya Rp27,67 triliun menjadi Rp33,24 triliun. Nilai ii terdiri dari aset lancar Rp3,06 triliun dan aset tidak lancar Rp30,18 triliun.

Dari sisi neraca keseimbangan, likuiditas perusahaan masih terbilang cukup sehat dengan liabilitas Rp23,52 triliun dan ekuitas Rp9,72 triliun.

Berdasarkan data Indopremier Sekuritas, dengan nilai ini, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) masih berada di batas aman, yakni 2,42 kali. Untuk diketahui, DER akan dikatakan tidak sehat jika sudah berada di level 4 kali lipat atau utang setara 400% dari ekuitas.

Sebagai informasi tambahan, per September 2020, mayoritas saham TOWR masih dimiliki oleh PT Sapta Adhikari Investasma dengan total kepemilikan 51,87%. Perusahaan ini merupakan milik Hartono bersaudara, Michael Hartono dan Budi Hartono.

Sampai akhir 2019 lalu, majalah Forbes menetapkan dua konglomerat ini sebagai orang terkaya nomor 1 di Indonesia. Total hartanya ditaksir mencapai US$37,3 miliar atau Rp542,98 triliun (kurs Jisdor Rp14.557 per dolar AS). (SKO)