Gokil! Penjualan AEON Mall Bikin Pendapatan Sentul City Meroket 1.420 Persen
- Pengembang properti PT Sentul City Tbk (BKSL) meraup penjualan sebesar Rp2,42 triliun pada semester I-2021.
Korporasi
JAKARTA - Pengembang properti PT Sentul City Tbk (BKSL) mencatat kinerja yang cemerlang sepanjang semester I tahun ini.
Pendapatan perseroan meroket hingga 1.420% year-on-year (yoy) menjadi Rp2,42 triliun. Padahal, per semester I tahun lalu, pendapatan yang dibukukan hanya sebesar Rp159 miliar.
Presiden Direktur Sentul City Tjetje Muljanto mengungkapkan salah satu faktor yang membuat pendapatan naik berasal dari penjualan properti investasi AEON Mall. Negosiasi dari penjualan tersebut, kata dia, sudah direncanakan sejak lama.
“Hal ini membuktikan bahwa perseroan masih mendapat kepercayaan yang baik dari investor berskala internasional, yakni investor Jepang yang sangat selektif dalam mengambil keputusan bisnisnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat, 3 September 2021.
- Simpanan Korporasi di Bank Mulai Turun, LPS Sebut Dunia Usaha Mulai Ekspansif
- Ciptakan Perlindungan Konsumen, BSN Rumuskan SNI Produk HPTL
- Dorong Inklusi Keuangan, Akulaku Finance Dapat Fasilitas Pembiayaan dari Bank Permata
Laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) memuat secara rinci, keseluruhan pos yang menyumbang pendapatan kali ini memang meningkat.
Tercatat, penjualan lahan siap bangun, rumah hunian, ruko, dan apartemen melonjak dari Rp75,5 miliar per semester I-2020 menjadi Rp2,32 triliun.
Selain itu, penjualan hotel, restoran dan taman hiburan menyumbang Rp58,3 miliar. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang Rp45,6 miliar per semester I tahun lalu. Terakhir, pengelolaan kota juga meningkat dari Rp38 miliar menjadi Rp40,2 miliar per semester I-2021.
Kendati demikian, beban pokok pendapatan yang dibukukan tercatat tinggi, hingga minus Rp1,82 triliun. Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu, beban ini masih sebesar Rp81 miliar.
Adapun laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat 25,6% yoy menjadi Rp294 miliar, dari Rp234 miliar per semester I-2020.
Untuk total liabilitas, Tjetje menjelaskan, pada semester I-2021 jumlahnya sebesar Rp 6,4 triliun, turun Rp1,7 triliun atau sebesar 21% year-to-date (ytd) dari akhir tahun lalu Rp8,1 triliun.
Dari jumlah tersebut, liabilitas jangka pendek tercatat Rp3,09 triliun. Jumlah ini turun sebesar Rp173 miliar atau 5,3% ytd dari Rp 3,27 triliun per Desember 2020.
Tjetje bilang, hal ini menggambarkan komitmen perseroan dalam memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga sehingga berdampak pada penurunan kewajiban perseroan. Tercatat, rasio total aktiva dibandingkan dengan total kewajiban per semester I-2021 sebesar 187%.
Sebaliknya, total ekuitas perseroan meningkat tipis menjadi Rp10,5 triliun, dari Rp10,2 triliun per Desember 2020.
Adapun kas dan setara kas perseroan naik 176,8% ytd menjadi Rp407 miliar, dari sebelumnya Rp147 miliar per akhir 2020. Per Juni 2021, total aset BKSL tercatat Rp16,9 trilun, lebih rendah ketimbang per Desember 2020 sebesar Rp18,3 triliun.