Gomi Yashiki: Fenomena Rumah Sampah yang Normal di Jepang
- Gomi yashiki secara harfiah berarti “rumah sampah” beberapa orang menyebutnya sebagai garbage house atau trash home yang berarti sama. Gomi yashiki tampak mustahil untuk ditempati namun nyatanya rumah-rumah ini masih ditempati oleh penghuni rumah. Mereka tetap beraktivitas di atas tumpukan sampah.
Gaya Hidup
JAKARTA - Apa yang muncul di pikiran Anda ketika mendengar kata Jepang? Bersih? atau rapi? Anda tidak salah. Jepang memang terkenal dengan kebersihannya. Negara yang juga memiliki sebutan Negeri Sakura ini dikenal karena standar kebersihan yang tinggi dan budaya menjaga kerapihan.
Namun pernahkah Anda mendengar tentang istilah gomi yashiki? gomi yashiki secara harfiah berarti “rumah sampah” beberapa orang menyebutnya sebagai garbage house atau trash home yang berarti sama.
Menurut South Morning China Post, Gomi yashiki adalah rumah yang penuh dengan sampah. Sampah-sampah ini biasanya sampai tumpah ke jalan dan area sekitarnya hingga mengganggu pemandangan, mengundang hama dan menyebabkan bau yang tidak sedap. Hingga saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 5.200 gomi yashiki di Jepang. Salah satu surat kabar di Tokyo meyebut masalah gomi yashiki sebagai kekhawatiran nasional.
Founder Magonote Inc, perusahaan yang didedikasikan untuk membersihkan gomi yashiki di Jepang Sasaki Hisashi membagikan ceritanya menangani rumah-rumah klien kepada Nipon.com dikutip TrenAsia.com pada Kamis, 3 Agustus 2023. Ia membersihkan sekitar 850 rumah setiap harinya.
- ABB Dorong Pemerintah Terus Gulirkan Insentif dalam Perbanyak Kendaraan Listrik
- Promo Spesial Kemerdekaan, Harga Tambah Daya PLN Hanya Rp170.845
- Serial 3: Menilik Manis Getir di Balik Aktivitas Judi
“Di rumah orang-orang ini, Anda menemukan sisa makanan, cangkir mie instan yang dibuang, dan wadah minuman yang setengah terisi,” jelas Sasaki.
Sampah-sampah ini akan menumpuk dengan ketinggian yang beragam beberapa bahkan hampir menyentuh atap rumah saking banyaknya. Tumpukan sampah ini tentu membuat sang penghuni rumah tidak bisa membuka pintu toilet. Sasaki mengungkap jika mereka biasanya akan buang air kecil ke dalam botol.
“Bagi sebagian orang, sampah menumpuk begitu tinggi, mereka mereka tidak bisa membuka pintu toilet dan malah buang air kecil ke dalam botol,” terangnya.
Gomi yashiki tampak mustahil untuk ditempati namun nyatanya rumah-rumah ini masih ditempati oleh penghuni rumah. Mereka tetap beraktivitas di atas tumpukan sampah.
Penelusuran TrenAsia pada kanal YouTube 우와한 비디오 awesome video menunjukkan gomi yashiki yang dihuni oleh sepasang suami istri lansia dan anak lelaki mereka. Dalam video tersebut tampak mereka kesusahan untuk beraktivitas. Sampah menggunung hingga ke atap menyebabkan akses ke rumah tertutup. Mereka biasa keluar masuk melalui jendela.
Sasaki menyebut kategori penghuni gomi yashiki adalah orang-orang yang sulit berkomunikasi. Mereka akhirnya berhenti menjaga kerapian dan kebersihan rumah karena tidak ada teman atau kerabat yang mengunjungi mereka.
Dikutip dari Japan Today, Hisayoshi Joto, operator layanan kebersihan menyebut kebanyakan kliennya adalah orang dengan keterampilan komunikasi yang buruk “Ketika Anda berbicara dengan mereka, mereka menghindari melakukan kontak mata,” terangnya.
Dengan kata lain, penghuni gomi yashiki cenderung disfungsional dalam hubungan antarmanusia dan menarik diri dari kehidupan sosial.
Sasaki juga menyebut beberapa kliennya adalah orang yang sayang ketika membuang barang. Mereka akan menyimpan barang-barang tersebut karena tidak rela jika harus dibuang hingga akhirnya akan menumpuk dan menjadi gomi yashiki.
Perilaku menimbun ini juga bisa terkait dengan gangguan mental hoarding disorder. Hoarding disorder adalah perilaku gemar menimbun barang karena menganggap barang tersebut akan berguna di kemudian hari.