Industri

Google Berpeluang Kembali Masuk ke China

  • Google bisa comeback ke China jika mau mengikuti strategi lokalisasi seperti yang telah dilakukan oleh Baidu selama ini.

Industri
trenasia

trenasia

Author

JAKARTA. Google, raksasa mesin pencari di internet berpeluang kembali masuk ke pasar China. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu investor Baidu, mesin pencari terbesar di China saat ini. 

Jixun Foo, managing partner perusahaan modal ventura GGV mengatakan, Google bisa kembali meraih kesuksesan di China jika mau menyesuaikan dengan tuntutan peraturan di negara tersebut.  

“Selalu ada peluang (untuk kembali ke China), pasar cukup besar tapi ada faktor regulasi yang harus disesuaikan oleh Google atau perusahaan asing lain. Anda juga harus melokalkan layanan Anda,” kata Jixun Foo saat berbicara di konferensi CNBC East Tech West, dikutip dari CNBC, Rabu (28/11).

Jixun Foo melakukan investasi pertamanya di Baidu yang sekarang menjadi mesin pencari terbesar China dan saingan potensial Google jika raksasa teknologi AS kembali ke pasar China. Ia optimistis, Google akan berhasil comeback ke China, jika mau mengikuti strategi lokalisasi seperti yang telah dilakukan oleh Baidu selama ini.

“Ketika Baidu meluncurkan mesin pencari, ia melokalkan layanannya dengan kebutuhan khusus dari konsumen. Pada tahun 2003, Baidu meluncurkan pencarian MP3 yang sangat diinginkan oleh konsumen. Jika Google memiliki kemauan, pasti akan ada jalan,” tutur Jixun Foo.

Google menutup layanan mesin pencarian internetnya di daratan China pada tahun 2010. Google menolak untuk melakukan sensor hasil pencarian seperti yang diminta oleh pemerintah China. Namun Google bukan tidak mungkin kembali ke China melihat peluang yang bisa diperoleh di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu. 

Investor modal ventura itu mengatakan, investor AS perlu menunjukkan pemahaman yang lebih bernuansa tentang lanskap teknologi China. Hal ini akan terlihat perbandingannya antara Alibaba dari China dan Amazon dari AS yang sama-sama bergerak di bidang e-commerce.

“Membandingkan Alibaba ke Amazon adalah referensi yang mudah. Tetapi seluruh lanskap dan infrastruktur di China sangat berbeda,” kata Jixun Foo. (Hidayat, SN)