logo
Wakil Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Immanuel Ebenezer didampingi Head og Region Gojek Gede Manggala saat berdiskusi dengan mitra driver dalam acara kopdar di Kantor Gojek Kemang Timur, Selasa 10 Desember 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

GOTO Catat EBITDA Rp386 Miliar di 2024, Target Saham Dipatok Segini

  • Dari laporan kinerja keuangan GOTO, pendapatan bersih tercatat naik 8% dari Rp14,78 triliun pada 2023 menjadi Rp15,89 triliun pada 2024.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Dua sekuritas yang terafiliasi plat merah, BRI Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) setelah perusahaan mencatatkan kinerja keuangan 2024 yang melampaui ekspektasi.

Asal tahu, emiten bersandikan GOTO membukukan EBITDA disesuaikan sebesar Rp386 miliar pada 2024, melampaui target yang ditetapkan manajemen. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pendapatan serta efisiensi dalam pengelolaan biaya dan beban operasional.

“Realisasi EBITDA disesuaikan GOTO melebihi perkiraan kami. Begitu pula dengan target EBITDA disesuaikan untuk 2025 yang diproyeksikan mencapai Rp1,4-1,6 triliun, lebih dari dua kali lipat dari estimasi kami,” tulis tim riset Mandiri Sekuritas, pada Kamis, 13 Maret 2025.

Atas pencapaian tersebut, Mandiri Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp100. Sementara itu, pada perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, saham GOTO stagnan di level Rp83.

Tim riset BRI Danareksa Sekuritas juga menilai positif kinerja GOTO, terutama keberhasilan segmen On-Demand Services (ODS) dan Financial Technology (Fintech), yang mencatatkan EBITDA disesuaikan positif pada kuartal terakhir 2024. Berdasarkan hal itu, BRI Danareksa Sekuritas juga tetap merekomendasikan beli dengan target harga Rp110.

Dari laporan kinerja keuangan GOTO, pendapatan bersih tercatat naik 8% dari Rp14,78 triliun pada 2023 menjadi Rp15,89 triliun pada 2024. Margin kontribusi juga meningkat dari Rp4,43 triliun menjadi Rp5,93 triliun. Untuk pertama kalinya, EBITDA disesuaikan berhasil mencapai Rp386 miliar, jauh membaik dibandingkan dengan minus Rp3,67 triliun pada 2023.

Meski begitu, GOTO masih membukukan rugi bersih Rp5,46 triliun pada 2024. Namun, angka ini menyusut drastis dibandingkan rugi Rp90,41 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rugi usaha juga berkurang signifikan dari Rp10,27 triliun menjadi Rp2,24 triliun.

GOTO menegaskan bahwa pencapaian keuangan yang solid mencerminkan momentum positif di seluruh portofolio produk. Kinerja ini didukung oleh disiplin dalam pengelolaan biaya dan insentif yang mendorong pertumbuhan serta profitabilitas yang lebih berkelanjutan. Jumlah Pengguna yang Bertransaksi Bulanan (Monthly Transacting Users/MTUs) dalam ekosistem GoTo juga tumbuh 22% secara tahunan (YoY) pada kuartal keempat dan meningkat 16% sepanjang 2024.

Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan bahwa sepanjang 2024, perusahaan terus mencari cara baru dan lebih efektif untuk bersaing dalam menjangkau konsumen Indonesia.

“Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, kami berhasil melampaui target yang telah ditetapkan. EBITDA grup yang disesuaikan mencapai Rp386 miliar pada 2024, sekaligus menandai kuartal pertama dengan EBITDA yang disesuaikan positif di unit bisnis Financial Technology,” ujarnya di Jakarta, 12 Maret 2025.

“Kami juga melihat peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun. Kami optimistis tren ini akan terus berlanjut hingga 2025 seiring efektivitas strategi ekosistem yang kami jalankan,” tambahnya.