GOTO dan TikTok Bersinergi Soal Jasa Pengiriman Makanan, Bagaimana Prospeknya?
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kerja sama terbarunya dengan platform media sosial TikTok. Sinergi ini akan mengintegrasikan layanan pengiriman makanan ke dalam platform tersebut.
Korporasi
JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kerja sama terbarunya dengan platform media sosial TikTok. Sinergi ini akan mengintegrasikan layanan pengiriman makanan ke dalam platform tersebut guna memperluas jangkauan dan kemudahan akses bagi pelanggan.
Direktur dan Presiden On-Demand Services GOTO, Catherine Hindra Sutjahyo, mengungkapkan bahwa GoFood telah menjalin kerja sama dengan TikTok Indonesia sebagai bagian dari pilot project untuk fitur layanan pengiriman lokal TikTok.
"Pengguna TikTok bisa mengetuk tag khusus dan langsung diarahkan ke halaman GoFood, di mana mereka dapat memulai dan menyelesaikan transaksi," jelas Catherine dalam earning calls GOTO yang dikutip pada Senin, 5 Agustus 2024.
- Target Selasai 2026, Proyek Cisem II Senilai Rp2,8 Triliun Akhirnya Dimulai
- CLEO dan ZONE Beda Arah, Begini Kinerja Emiten Hermanto Tanoko di Semester I-2024
- Tips Memilih Leasing yang Tepat untuk Kredit Mobil
Ia menambahkan bahwa kemitraan ini memungkinkan pengguna TikTok untuk membeli dan memesan makanan dari seluruh pedagang yang terdaftar di GoFood GOTO. Sebenarnya, kerja sama dengan TikTok bukanlah hal baru, sebelumnya, pada akhir tahun lalu, GOTO mencapai kesepakatan divestasi Tokopedia kepada platform media sosial asal China tersebut.
Analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, dalam riset yang diterbitkan beberapa pekan lalu, menyatakan bahwa ekspansi TikTok ke layanan antar makanan berpotensi memanfaatkan ekosistem GOTO.
"Berdasarkan pengamatan kami, penawaran tersebut sudah terintegrasi dengan layanan pesan-antar makanan melalui platform GoFood. Kami menilai potensi kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak," jelas mereka dalam riset tersebut.
Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, menyampaikan bahwa tim di TikTok dan GOTO senang dengan kemajuan usaha patungan dan bisnis e-commerce mereka. "Kami yakin dapat menemukan lebih banyak cara untuk berkolaborasi secara saling menguntungkan," ujar Patrick.
Menurutnya, apa pun yang dilakukan GOTO bersama TikTok, perlu dipastikan bahwa hal tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna dan pelanggan mereka serta memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
- Mengenal Kandungan dan Dampak Makanan Siap Saji yang akan Kena Cukai
- Tips Diet Ampuh dan Sehat, Lakukan Ini Agar Perut Mengecil
- Mereka Yang Masih Bertahan Sejak Historia Dot Com Bubble Melanda Amerika
Sebagai informasi, GOTO mendapatkan fee layanan e-commerce secara kuartalan dari Tokopedia, yang sejalan dengan skala dan pertumbuhan entitas tersebut. Pada kuartal II-2024, GOTO mencatatkan fee layanan e-commerce sebesar Rp171 miliar atau Rp157 miliar jika tidak termasuk PPN.
Untuk mendukung Tokopedia, GOTO juga telah melakukan divestasi kepemilikan dari layanan pengiriman dan pemenuhan yang dilakukan oleh GoTo Logistics. GoTo Logistics dikeluarkan dari pencatatan keuangan Grup sejak Mei 2024.
Manajemen GOTO memastikan bahwa hal ini tidak berdampak pada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek, bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.
Dari sisi kinerja kuartal II-2024, Adrian dan Jennifer mengatakan GOTO sukses mencatatkan hasil yang mengesankan, dengan percepatan pertumbuhan GTV inti yang signifikan hingga 54% dan pendapatan bersih yang lebih dari dua kali lipat.
Yang menarik, peningkatan pendapatan bersih itu disertai dengan penurunan kerugian EBITDA yang disesuaikan. “Penawaran produk terjangkau yang semakin dalam, kemitraan ekosistem, dan disiplin biaya yang terus berlanjut diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di masa depan,” jelasnya.
Berbagai faktor tersebut, Mandiri Sekuritas memberikan rekomendasi buy saham GOTO dengan target saham Rp125 per saham. Di sisi lain, saham emiten teknologi dan niaga elektronik ini telah terkoreksi 41,38% sejak awal tahun ini.