Head of Marketing Food & Ads Gojek Ignatius Satrio bersama Head of Product Food & Ads Gojek Susan Lou saat mencoba inovasi terbaru Gojek, yaitu GoDineIn, layanan berupa voucher untuk makan di resto pilihan dengan diskon hingga 25%. Voucher ini tersedia secara eksklusif hanya di layanan GoDineIn pada aplikasi Gojek dan kini telah hadir sejumlah restoran ternama di Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

GOTO dan TikTok Bersinergi Soal Jasa Pengiriman Makanan, Bagaimana Prospeknya?

  • PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kerja sama terbarunya dengan platform media sosial TikTok. Sinergi ini akan mengintegrasikan layanan pengiriman makanan ke dalam platform tersebut.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kerja sama terbarunya dengan platform media sosial TikTok. Sinergi ini akan mengintegrasikan layanan pengiriman makanan ke dalam platform tersebut guna memperluas jangkauan dan kemudahan akses bagi pelanggan. 

Direktur dan Presiden On-Demand Services GOTO, Catherine Hindra Sutjahyo, mengungkapkan bahwa GoFood telah menjalin kerja sama dengan TikTok Indonesia sebagai bagian dari pilot project untuk fitur layanan pengiriman lokal TikTok. 

"Pengguna TikTok bisa mengetuk tag khusus dan langsung diarahkan ke halaman GoFood, di mana mereka dapat memulai dan menyelesaikan transaksi," jelas Catherine dalam earning calls GOTO yang dikutip pada Senin, 5 Agustus 2024. 

Ia menambahkan bahwa kemitraan ini memungkinkan pengguna TikTok untuk membeli dan memesan makanan dari seluruh pedagang yang terdaftar di GoFood GOTO. Sebenarnya, kerja sama dengan TikTok bukanlah hal baru, sebelumnya, pada akhir tahun lalu, GOTO mencapai kesepakatan divestasi Tokopedia kepada platform media sosial asal China tersebut.

Analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, dalam riset yang diterbitkan beberapa pekan lalu, menyatakan bahwa ekspansi TikTok ke layanan antar makanan berpotensi memanfaatkan ekosistem GOTO. 

"Berdasarkan pengamatan kami, penawaran tersebut sudah terintegrasi dengan layanan pesan-antar makanan melalui platform GoFood. Kami menilai potensi kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak," jelas mereka dalam riset tersebut.

Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, menyampaikan bahwa tim di TikTok dan GOTO senang dengan kemajuan usaha patungan dan bisnis e-commerce mereka. "Kami yakin dapat menemukan lebih banyak cara untuk berkolaborasi secara saling menguntungkan," ujar Patrick.

Menurutnya, apa pun yang dilakukan GOTO bersama TikTok, perlu dipastikan bahwa hal tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna dan pelanggan mereka serta memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.

Sebagai informasi, GOTO mendapatkan fee layanan e-commerce secara kuartalan dari Tokopedia, yang sejalan dengan skala dan pertumbuhan entitas tersebut. Pada kuartal II-2024, GOTO mencatatkan fee layanan e-commerce sebesar Rp171 miliar atau Rp157 miliar jika tidak termasuk PPN.

Untuk mendukung Tokopedia, GOTO juga telah melakukan divestasi kepemilikan dari layanan pengiriman dan pemenuhan yang dilakukan oleh GoTo Logistics. GoTo Logistics dikeluarkan dari pencatatan keuangan Grup sejak Mei 2024.

Manajemen GOTO memastikan bahwa hal ini tidak berdampak pada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek, bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.

Dari sisi kinerja kuartal II-2024, Adrian dan Jennifer mengatakan GOTO sukses mencatatkan hasil yang mengesankan, dengan percepatan pertumbuhan GTV inti yang signifikan hingga 54% dan pendapatan bersih yang lebih dari dua kali lipat. 

Yang menarik, peningkatan pendapatan bersih itu disertai dengan penurunan kerugian EBITDA yang disesuaikan. “Penawaran produk terjangkau yang semakin dalam, kemitraan ekosistem, dan disiplin biaya yang terus berlanjut diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di masa depan,” jelasnya. 

Berbagai faktor tersebut, Mandiri Sekuritas memberikan rekomendasi buy saham GOTO dengan target saham Rp125 per saham. Di sisi lain, saham emiten teknologi dan niaga elektronik ini telah terkoreksi 41,38% sejak awal tahun ini.