GOTO Kurangi Kerugian EBITDA, Optimistis Capai Profitabilitas Positif di 2024
- PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) berhasil mengurangi kerugian EBITDA yang disesuaikan menjadi Rp13 miliar hingga September 2024. Optimisme menuju profitabilitas positif ditopang oleh pertumbuhan GTV berkelanjutan, efisiensi biaya, dan strategi segmen ODS serta GTF.
Korporasi
JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil mengurangi kerugian EBITDA yang disesuaikan menjadi Rp13 miliar (year to date/ ytd) selama periode Januari-September 2024. Dengan capaian ini, GOTO berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas positif, yaitu EBITDA yang disesuaikan menjadi positif pada 2024.
“Penurunan kerugian EBITDA yang disesuaikan hingga kuartal III-2024 didorong oleh peningkatan gross transaction value (GTV) secara berturut-turut,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Kafi Ananta, dalam risetnya dikutip pada Selasa, 19 November 2024.
Segmen layanan on demand service (ODS), GoTo Financial (GTF), dan e-commerce memberikan kontribusi positif terhadap EBITDA yang disesuaikan, meskipun biaya variabel meningkat 14 basis poin (bps) secara kuartalan (qoq). Hal ini membuat GOTO mencapai EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp137 miliar pada kuartal III-2024.
- Menyibak "Niat Baik" China Bantu Prabowo Wujudkan Makan Gratis
- Kisah Perantau di Jakarta: Sulitnya Merayakan Natal 2024 di Kampung Halaman
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 19 November 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
Manajemen GOTO optimistis bahwa GTV di segmen ODS akan tumbuh lebih besar pada kuartal IV-2024. Momentum pertumbuhan ini diyakini akan berlanjut hingga 2025 dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 13,7% secara tahunan (yoy), didukung oleh potensi peningkatan take rate dari iklan. “Kami secara konservatif memperkirakan tingkat take rate ODS tetap stabil di atas 21%,” kata Niko.
BRI Danareksa Sekuritas juga memproyeksikan pertumbuhan pinjaman GTF secara berurutan sekitar 20% qoq, didorong oleh peningkatan unduhan aplikasi GoPay di pasar yang kurang terpenetrasi.
“Dengan adanya aliran pendapatan baru ini, kami memperkirakan biaya variabel tetap stabil sebagai persentase dari GTV, yang mendukung ekspansi margin kontribusi (CM) lebih lanjut dalam jangka menengah,” jelas Niko.
Selain itu, GOTO terus mengoptimalkan kontrak cloud dengan Alibaba, Tencent, dan mitra lainnya untuk meningkatkan margin EBITDA yang disesuaikan. GOTO juga diperkirakan akan melakukan efisiensi yang lebih baik pada biaya berulang di tahun 2025, sehingga segmen ODS dapat menghasilkan margin EBITDA yang disesuaikan di atas 1,2%, dan GTF mencatatkan EBITDA positif.
Dengan berbagai strategi pertumbuhan ini, BRI Danareksa Sekuritas tetap merekomendasikan beli saham GOTO. Prospek cerah yang ditawarkan segmen ODS dan GTF mencerminkan optimisme terhadap kinerja GOTO hingga 2026.
Adapun target harga saham GOTO berbasis discounted cash flow (DCF) ditetapkan sebesar Rp90. Target harga ini mengasumsikan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) GTV ODS dan GTF sebesar 6% untuk periode 2024-2034.
Saat ini, saham GOTO diperdagangkan pada standar deviasi (SD) -1 dari rata-rata kelipatan pendapatan kotor dalam 2,5 tahun terakhir, meskipun persaingan yang ketat tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi.