Direktur Utama GoTo  Andre Soelistyo dalam diskusi media di Kantor Pusat Gojek, Pasaraya, Jakarta, Rabu 8 Februari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

GOTO Siap Kurangi Capex akibat Dekonsolidasi Tokopedia

  • Perseroan berharap dapat mencapai titik impas atau breakeven EBITDA yang disesuaikan secara Grup untuk keseluruhan tahun buku 2024.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencananya untuk mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun 2024, sebagai hasil dari dekonsolidasi bisnis e-commerce Tokopedia.

Chief Financial Officer GOTO Jacky Lo menuturkan sejak pihaknya melakukan dekonsolidasi bisnis e-commerce di akhir Januari, GOTO tidak perlu lagi melakukan investasi di fasilitas fisik yang terasosiasi dengan Tokopedia.

"Dengan demikian untuk belanja modal tahun penuh Tokopedia 2024, akan lebih rendah secara signifikan dari tahun 2022 dan 2023," ucap Jacky, dalam earning calls dikutip pada Rabu, 19 Maret 2024.

Jacky melanjutkan, dalam dua tahun terakhir, jumlah capex GOTO sekitar US$300 juta atau setara Rp4,7 triliun. GOTO mengharapkan capex yang lebih rendah dari jumlah tersebut di tahun 2024.

Sebelumnya, Jacky berharap GOTO dapat mencapai EBITDA yang disesuaikan impas atau breakevensecara Grup untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Secara bersamaan, kata dia, GOTO akan menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh kepada kegiatan bisnis GOTO secara berkelanjutan, seiring upaya menuju pertumbuhan top line.

"Perseroan berharap dapat mencapai titik impas atau breakeven EBITDA yang disesuaikan secara Grup untuk keseluruhan tahun buku 2024," ujar Jacky.

Dia melanjutkan, tujuan utama GOTO sebagai Grup adalah untuk mendorong pertumbuhan di kedua bisnis inti mereka, yaitu layanan on demand service (ODS) dan GOTO Financial (GTF).

Jacky menjelaskan pada layanan ODS, GOTO sedang membangun fondasi dan melakukan investasi dalam bisnis ini untuk mempercepat pertumbuhan di masa depan. Ia menambahkan, ada tiga kunci untuk menumbuhkan layanan ODS ini.

“Pertama, adalah mendalami pangsa pasar pelanggan GOTO yang sudah ada. Kedua, memperluas basis pelanggan, dan ketiga meningkatkan frekuensi transaksi dan retensi,” imbuhnya.

Kinerja GOTO 2023

Berdasarkan data IDX Mobile, pada perdagangan Rabu, 20 Maret 2024, pukul 14:27 WIB, saham bersandikan GOTO ini telah anjlok 8,33% ke level Rp66 per saham. Sementara itu, secara (year-to-date/ytd) saham ini telah merosot 24,14%.

Melihat dari segi sentimen, anjlok-nya saham GOTO merupakan respons pelaku pasar yang sell on news terhadap hasil kinerja keuangan untuk periode 2023 dengan kerugian yang membengkak.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, rugi GOTO membengkak menjadi Rp90,5 triliun karena dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp 78,8 triliun sebagaimana diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Hal itu merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia dimulai 1 Februari 2024.

Di luar dari kerugian tersebut, GOTO sebetulnya mencatat perbaikan kinerja keuangan yang signifikan pada tahun lalu, terutama ditandai dengan EBITDA adjusted yang positif senilai Rp 77 miliar pada triwulan akhir 2023, membalikkan tren kerugian sebelumnya.

Tak hanya itu, GOTO juga berhasil melampaui target dengan EBITDA Grup yang disesuaikan sepanjang 12 bulan mencapai -Rp3,7 triliun, menunjukkan peningkatan 77% dari kerugian sebelumnya.

Pendapatan bruto juga tumbuh 3% secara tahunan dan 8% secara kuartal, mencapai Rp6,5 triliun, sementara upaya efisiensi dalam penghematan biaya insentif dan pemasaran hingga 33% dan 38%.

Namun, setelah TikTok mengambil sebagian kepemilikan Tokopedia dari GOTO, ekuitas perusahaan berkurang sehingga nilai Price to Book Value (PBV) naik menjadi 2,19 kali per 20 Maret 2024.

Di sisi lain, GOTO juga berencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) hingga US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,14 triliun untuk menopang gerak saham setelah mencatat perbaikan kinerja pada tahun sebelumnya.