Presiden AS Joe Biden
Dunia

Government Shutdown Batal, AS Jamin Keberlanjutan Bantuan untuk Ukraina

  • Presiden Joe Biden menyatakan bantuan Amerika ke Ukraina akan terus berlanjut. Pernyataan ini keluar setelah Kongres mengesahkan paket pendanaan jangka pendek yang menghambat penutupan pemerintahan atau government shutdown di Amerika Serikat.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Joe Biden menyatakan bantuan Amerika ke Ukraina akan terus berlanjut. Pernyataan ini keluar setelah Kongres mengesahkan paket pendanaan jangka pendek yang menghambat penutupan pemerintahan atau government shutdown di Amerika Serikat.

“Dalam situasi apa pun, kita tidak bisa membiarkan bantuan Amerika untuk Ukraina terhenti,” ujar Biden, dikutip dari Reuters, Senin 2 September 2023.  Dia menunjukkan RUU pendanaan ini hanya berlaku hingga pertengahan November. 

Biden mendesak Kongres untuk segera mengadakan perundingan mengenai paket bantuan tersebut. “Kita tidak memiliki banyak waktu dan ada perasaan urgensi yang sangat besar,” katanya.

Biden menyatakan, sebagian besar anggota partai Demokrat maupun Republik di Senat dan DPR, mendukung bantuan untuk Ukraina dan menentang tindakan brutal yang dilakukan Rusia terhadap mereka. 

Namun, banyak anggota parlemen mengakui bahwa semakin sulit untuk mendapatkan persetujuan bantuan Ukraina di Kongres seiring berlanjutnya konflik antara Ukraina dan Rusia. Hasil pemungutan suara di DPR pekan lalu menunjukkan potensi masalah yang akan terjadi. 

Hampir setengah dari anggota DPR dari Partai Republik untuk menghapus alokasi anggaran sebesar US$300 juta yang seharusnya digunakan untuk pelatihan tentara Ukraina dan pembelian senjata.

Ketua DPR Kevin McCarthy, dari Partai Republik California, juga menghapuskan alokasi anggaran tambahan untuk Ukraina saat pemerintah AS berusaha memastikan agar pemerintahan tetap berjalan hingga tanggal 17 November.

Dengan tindakan tersebut, ia menutup kemungkinan menyusun paket anggaran sebesar US$6 miliar yang ditujukan untuk Ukraina. Baik DPR maupun Senat sangat mendukung langkah sementara tersebut. Anggota dari kedua partai tampak mengabaikan kebutuhan bantuan yang diperlukan Ukraina.

Biden menyatakan, kesepakatan tersebut dibuat untuk memastikan pemerintahan tetap berjalan. Dia berusaha meyakinkan mitra-mitra AS bahwa dana tambahan akan tersedia. “Kami akan menyelesaikannya," ujar Biden. 

Biden tidak percaya mereka yang memutuskan mendukung Ukraina—termasuk mayoritas anggota DPR dan Senat dari Partai Demokrat dan Republik—murni karena alasan politik. "Saya yakin mereka tidak akan membiarkan lebih banyak nyawa yang terbuang sia-sia di Ukraina,” ucapnya.

Sekutu asing terkejut dan prihatin dengan keputusan AS. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengaku percaya ini bukanlah keputusan terakhir mengenai pendanaan dari AS. Namun, ia juga mencatat adanya dukungan finansial besar yang berkelanjutan dari UE untuk Ukraina dan usulan baru untuk tambahan pendanaan.

“Saya berharap ini bukanlah keputusan yang pasti, dan saya harap Ukraina akan tetap mendapat dukungan dari AS,” ujarnya. Tindakan terbaru di Kongres ini menunjukkan perubahan perlahan dalam komitmen yang telah diberikan Amerika Serikat kepada Ukraina dalam upayanya melawan Rusia. 

Ini adalah salah satu contoh paling nyata dari gerakan Partai Republik menuju sikap yang lebih cenderung isolasionis. Penolakan pendanaan Ukraina terjadi kurang dari sepekan setelah anggota parlemen bertemu di Capitol dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. 

Zelenskiy berusaha meyakinkan Negeri Paman Sam bahwa pasukannya berhasil dalam perang. Ia menekankan bahwa bantuan tambahan sangat krusial untuk melanjutkan perjuangan tersebut.

Setelah kunjungan tersebut, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dari New York mengungkapkan ada satu pernyataan yang mencerminkan pesan yang disampaikan oleh Zelenskyiy dalam pertemuan mereka dengan Senat AS, yaitu bahwa mereka akan kalah dalam perang jika tidak mendapatkan bantuan.

Adapun McCarthy telah mengubah pandangannya dari mengatakan “tidak ada cek kosong” untuk Ukraina. Hal itu menjadi fokus akuntabilitas, menggambarkan pendekatan Senat yang menempatkan “Ukraina di atas Amerika.”

“Jika ada saatnya kita perlu berdiskusi tentang hal itu, kita akan membahasnya secara menyeluruh, tapi menurut saya pemerintah harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan kemenangan,” ujar McCarthy. 

Di Senat, baik Schumer maupun pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell dari Kentucky berjanji untuk bertindak cepat dalam upaya untuk mendukung semua permintaan dari Gedung Putih.

Meskipun demikian, tampaknya semakin sulit untuk mencapai tujuan tersebut karena semakin banyak senator dari Partai Republik yang mengajukan pertanyaan bantuan tersebut atau mengharapkan bahwa bantuan tersebut akan dikaitkan dengan kebijakan imigrasi yang bertujuan untuk mengamankan perbatasan selatan. Persoalan yang sama juga dibicarakan di DPR.

Senator Florida Rick Scott, seorang Republikan yang mendukung rancangan undang-undang belanja negara setelah bantuan untuk Ukraina dicabut, mengatakan Kongres perlu berkomunikasi dengan masyarakat Amerika. “Di negara bagian saya, warga ingin membantu Ukraina, tetapi mereka juga ingin membantu warga Amerika. Jadi mereka ingin benar-benar memahami bagaimana uang ini akan digunakan,” ujar Scott.

Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR dari Alabama Mike Rogers ingin mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia mengenai dukungan AS untuk Ukraina dengan mengesahkan undang-undang. Namun, ia yakin Pentagon memiliki sumber daya yang cukup untuk melaksanakan hal tersebut.