<p>Sejumlah mitra driver Grab Bike melakukan konvoi usai peresmian pengoperasian kembali ojek online (ojol) dalam mengangkut penumpang di Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 9 Juli 2020. Grab Indonesia sebagai salah satu Platform penyedia layanan transportasi online menghadirkan GrabProtect dilengkapi dengan fitur keamanan, peralatan kebersihan, serta aturan keamanan terbaru yang menjadi standar terbaik dalam industri ride-hailing  untuk menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Kota Bekasi. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Tekno

GrabFood Menguasai Pangsa Pasar Pesan-antar Makanan Online di ASEAN

  • Dalam periode tersebut, nilai transaksi bruto (gross merchant value/GMV) dari layanan ini diperkirakan mencapai US$9,4 miliar (sekitar Rp147,83 triliun dengan kurs Rp15.685 per-dolar Amerika Serikat/AS), mengungguli pesaing utama seperti layanan pesan antar milik Gojek dan Shopee.
Tekno
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Menurut laporan Momentum Works, GrabFood berhasil menguasai pasar layanan pesan antar-makanan daring (online food delivery) di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2023. 

Dalam periode tersebut, nilai transaksi bruto (gross merchant value/GMV) dari layanan ini diperkirakan mencapai US$9,4 miliar (sekitar Rp147,83 triliun dengan kurs Rp15.685 per-dolar Amerika Serikat/AS), mengungguli pesaing utama seperti layanan pesan antar milik Gojek dan Shopee.

GrabFood diperkirakan menyumbang sebanyak 55% dari total GMV online food delivery di Asia Tenggara pada tahun 2023, menandai peningkatan sebesar 6,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Momentum Works melaporkan bahwa GrabFood berhasil mendominasi enam negara pasar utama layanan online food delivery di ASEAN. Pangsa pasarnya mencapai 65% di Malaysia, 63% di Singapura, 61% di Filipina, 50% di Indonesia, dan 47% di Vietnam dan Thailand masing-masing.

Dalam peringkat nilai transaksi bruto terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2023, GrabFood berada di puncak dengan US$9,4 miliar (sekitar Rp147,83 triliun), diikuti oleh Foodpanda dengan US$2,7 miliar (sekitar Rp42,79 triliun). 

GoFood dari Gojek menempati peringkat ketiga dengan nilai transaksi bruto US$1,8 miliar (sekitar Rp28,25 triliun), diikuti oleh ShopeeFood dengan US$1,5 miliar (sekitar Rp23,47 triliun). Sementara itu, Line Man, Deliveroo, Robinhood, dan Bae Min juga mencatatkan angka transaksi bruto yang signifikan.

Secara keseluruhan, Momentum Works memperkirakan bahwa nilai transaksi bruto untuk layanan pesan antar-makanan di Asia Tenggara mencapai US$17,1 miliar (sekitar Rp267,80 triliun) pada tahun 2023, dengan pertumbuhan sebesar 5% secara tahunan. 

Indonesia Mendominasi Pasar ASEAN

Indonesia berhasil mendominasi pangsa pasar layanan pesan-antar makanan daring di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2023. 

Menurut laporan Momentum Works, transaksi bruto layanan tersebut di Indonesia mencapai US$4,6 miliar (Rp72,12 triliun). Angka ini setara dengan 26,9% dari total GMV layanan pesan-antar makanan di Asia Tenggara yang mencapai US$17,1 miliar pada tahun 2023.

Selanjutnya, Singapura dan Filipina memiliki nilai transaksi bruto masing-masing sebesar US$2,5 miliar (sekitar Rp39,26 triliun) pada tahun sebelumnya, disusul oleh Malaysia dengan US$2,4 miliar (sekitar Rp37,56 triliun) dan Vietnam dengan US$1,4 miliar (sekitar Rp21,95 triliun).

Momentum Works mencatat bahwa nilai GMV online food delivery di Asia Tenggara pada tahun 2023 tumbuh 5% secara tahunan selama dua tahun berturut-turut. 

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pasar terkecil di kawasan ini, yaitu Vietnam, yang mengalami kenaikan US$300 juta (sekitar Rp4,71 triliun) atau 27% year-on-year (yoy). Malaysia juga turut menyumbangkan pertumbuhan dengan kenaikan US$200 juta (sekitar Rp3,14 triliun) atau 9% yoy.