<p>Driver Grab Bike mengenakan Grab Protect pelindung yang membatasi antara pengemudi dan penumpang saat diluncurkan di Jakarta, Senin 8 Juni 2020. Penumpang ojek online (ojol) kini tak perlu khawatir menggunakan transportasi ini di tengah pandemi Corona, Grab memberikan pengamanan dengan Grab Protect bagi pengemudi yang membatasi antara driver dan penumpang untuk meminimalisir kontak penyebaran COVID-19. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Grab PHK Ratusan Karyawan Saat Pemodal Softbank Rugi Ribuan Triliun

  • JAKARTA – Keputusan Grab melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 360 karyawannya diikuti oleh sejumlah kebijakan. CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan, Grab akan memberikan dukungan untuk mengatasi dampak PHK, mulai dari dukungan finansial, professional, medis, maupun secara emosional. Dikutip dari surat yang ditujukan terhadap karyawannya, Selasa, 16 Juni 2020, terdapat sembilan poin yang […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Keputusan Grab melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 360 karyawannya diikuti oleh sejumlah kebijakan.

CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan, Grab akan memberikan dukungan untuk mengatasi dampak PHK, mulai dari dukungan finansial, professional, medis, maupun secara emosional.

Dikutip dari surat yang ditujukan terhadap karyawannya, Selasa, 16 Juni 2020, terdapat sembilan poin yang disampaikan.

Pertama, pembayaran pesangon atau gaji setengah bulan untuk setiap 6 bulan masa kerja berdasarkan peraturan yang berlaku. Jumlah akan dipilih yang paling besar.

Kedua, pembayaran tambahan yang telah ditingkatkan setara dengan 1,5 bulan gaji di atas pembayaran pesangon. Anthony mengungkapkan, hal ini difungsikan sebagai bantuan tambahan selama krisis pandemi COVID-19. “Ini juga sebagai bonus untuk pekerjaan yang dilakukan pada tahun 2020,” ungkapnya.

Ketiga, waifer of annual cliffs untuk pemberian ekuitas agar lebih banyak karyawan yang menjadi pemegang saham. Dengan demikian, kata Anthony, equity vest dapat dilakukan karyawan setiap bulannya sampai tanggal terakhir masa kerja.

Keempat, Grab akan menanggung asuransi kesehatan hingga akhir tahun atau bisa dengan pemberian dana tunai yang nominal yang setara. Hal ini dilakukan agar karyawan dapat sedikit tenang dalam melalui masa sulit dan tidak pasti di tengah pandemi COVID-19.

Kelima, karyawan perempuan maupun karyawan laki-laki yang mempunyai istri dalam masa kehamilan, dapat mengonversi cuti hamil ke dalam bentuk dana tunai, saat tanggal terakhir masa kerja.

Keenam, karyawan dapat menguangkan cuti tahunan dan kredit GrabFlex yang belum digunakan melalui Flexible Spending Account.

Ketujuh, dukungan transisi dan pengembangan karier bagi karyawan terdampak dalam bentuk support penempatan kerja dari tim Talent Acquisition Grab. Di samping itu, pengembangan juga diberikan selama setengah tahun ke depan melalui akses sesi online dengan life coach.

“Kami juga membuat talent directory yang memungkinkan calon perekrut atau perusahaan untuk menghubungi karyawan terdampak,” ujar Anthony,

Kedelapan, Grabber Assistance Program diberikan sebagai dukungan emosional yang dapat diakses karyawan selama tiga bulan setelah tanggal terakhir masa kerja.

Terakhir, Anthony mengatakan bahwa karyawan tetap dapat memakai laptop untuk mengembangan diri.

“Anda dapat memilih untuk tetap memiliki laptop untuk membantu dalam mencari petualangan berikutnya,” katanya.

Atas keputusan PHK tersebut, ia juga meminta maaf sekaligus mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan yang telah berkontribusi dalam mengembangkan Grab. Anthony mengaku, keputusan tersebut terpaksa diambil lantaran kondisi komponen biaya perusahaan yang terdampak akibat pandemi COVID-19.

“Sejak Februari 2020, selama beberapa bulan terakhir, perusahaan telah meninjau seluruh komponen biaya, mengurangi pengeluaran, dan melakukan pemotongan gaji untuk manajemen senior,” katanya.

Sebagai informasi, investor Grab yakni Vision Fund yang merupakan bisnis modal ventura dari SoftBank Group pun mencatatkan kerugian hingga US$17,7 miliar pada awal Juni 2020.

Begitu pula dengan Softbank Group yang mencatatkan kerugian sebesar US$12,5 miliar pada kuartal I-2020. Angka rugi bersih tersebut menurun 48% dibandingkan dengan pembukuan periode sebelumnya yang mencapai US$18,5 miliar atau setara Rp290 triliun.

Amblesnya keuntungan tersebut dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya kinerja investasi lain ke start-up satelit internet OneWeb dan provider co-working WeWork yang juga mengalami kerugian sebesar US$100 miliar setara Rp1.570 triliun. (SKO)