<p>Dompet digital LinkAja dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) / Dok. LinkAja</p>

Grab Pimpin Suntikan Modal Dompet Digital LinkAja Rp1,4 Triliun

  • Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja mengaku sangat antusias atas bergabungnya Grab sebagai salah satu pemegang saham.

Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Super app ride-hailing Grab Inc akan menjadi investor platform dompet digital milik perusahaan pelat merah, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja.

Grab sebagai pemegang saham minoritas, akan memimpin tahapan penggalangan dana seri B LinkAja. Ini merupakan pertama kalinya LinkAja menerima investasi dari perusahaan swasta yang merupakan decacorn raksasa teknologi di Asia Tenggara.

Secara bersamaan, pendanaan ini juga dilakukan oleh PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), BRI Ventura Investama milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, serta Mandiri Capital Indonesia milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Melalui pendanaan tersebut, disepakati total komitmen hingga US$100 juta setara Rp1,4 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Dana tersebut, rencananya akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi pertumbuhan LinkAja menjadi pemimpin teknologi finansial nasional yang berfokus bagi konsumen kelas menengah serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja mengaku sangat antusias atas bergabungnya Grab sebagai salah satu pemegang saham.

“Kami yakin kerja sama strategis yang didukung oleh investasi dan kekuatan teknologi Grab ini akan memperkuat layanan LinkAja dalam menghadirkan solusi yang efektif untuk memberikan akses ke keuangan dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Selasa 10 November 2020.

Driver ojek daring GrabBike dan Gojek berhenti dipersimpangan jalan kawasan Kebun Jeruk, Jakarta, Selasa, 22 September 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Komitmen Grab di Tanah Air

Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menyatakan, pihaknya bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan pelat merah terkait berkomitmen untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan ekosistem startup di Indonesia.

Menurutnya, uang tunai masih menjadi alat tukar utama di Indonesia, dan ada jutaan masyarakat Indonesia yang masih belum terjangkau oleh sistem perbankan tradisional.

“Kami memilih untuk berinvestasi di LinkAja karena secara bersama kami dapat mengakselerasi tujuan dalam mempercepat inklusi finansial di Indonesia,” tambahnya.

Dalam penggalangan dana investasi ini, credit suisse dan Hiswara Bunjamin and Tandjung bertindak sebagai lembaga eksklusif penempatan dana dan penasihat hukum untuk LinkAja. Sementara Hadiputranto, Hadinoto and Partners bertindak sebagai penasihat hukum untuk Grab.

Dompet digital LinkAja dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) / Twitter @linkaja
Kiprah LinkAja

Memulai bisnis operasionalnya pada 30 Juni 2019, LinkAja merupakan platform uang elektronik hasil sinergi sejumlah BUMN. Mulai dari Telkomsel, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

LinkAja saat ini memiliki lebih dari 58 juta pengguna terdaftar, dengan lebih dari 80% penggunanya berasal dari kota-kota tier 2 dan 3 di Indonesia.

Pada bulan April 2020, LinkAja meluncurkan layanan Syariah LinkAja sebagai uang elektronik syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Layanan tersebut telah mendapatkan izin sertifikasi dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) serta Bank Indonesia (BI).

Dalam enam bulan sejak diluncurkan, layanan Syariah LinkAja memiliki lebih dari satu juta pengguna di Indonesia. (SKO)