Grab Salurkan Bantuan untuk Korban Konflik di Jalur Gaza Senilai Rp3,5 Miliar
- Grab Indonesia dan OVO bergabung dalam upaya kemanusiaan dengan menyumbangkan dana sebesar Rp3,5 miliar untuk mendukung korban konflik di Jalur Gaza (Palestina).
Dunia
JAKARTA - Grab Indonesia memberikan pernyataan setelah perusahaan tersebut terancam diboikot lantaran dihubungkan dengan dugaan dukungan terhadap Israel. Hal ini buntut istri founder aplikasi ride hailing ini yang dianggap mendukung zionis usai menggunggah momen liburan ke negara zionis itu.
Menyikapi kabar viral itu, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menegaskan bahwa perusahaan sama sekali tidak akan mendukung suatu tindakan yang melanggar prinsip kemanusiaan dan keadilan.
"Kami tidak mengambil sikap netral dalam perlindungan kemutlakan hak asasi manusia, dan mendukung segala upaya untuk menciptakan perdamaian yang nyata dan adil," kata Neneng dalam siaran pers, dikutip pada Senin, 6 November 2023.
- Gabungan Perusahaan Internasional Dukung Konservasi Mangrove di Indonesia
- Warga Israel Desak Perdana Menteri Netanyahu Mundur
- 20 Fintech Lending Punya Kredit Bermasalah di Atas 5 Persen
Grab Indonesia dan OVO bergabung dalam upaya kemanusiaan dengan menyumbangkan dana sebesar Rp3,5 miliar untuk mendukung korban konflik di Jalur Gaza (Palestina). Kontribusi ini akan dialokasikan melalui BenihBaik.com, sebuah platform crowdfunding dan CSR marketplace independen di Indonesia.
“Kami berharap bantuan ini dapat turut meringankan penderitaan korban konflik di Gaza, agar dapat dimanfaatkan sesuai yang dibutuhkan di lapangan,” ujarnya.
CEO & Pendiri BenihBaik.com, Andy F. Noya, menyatakan penghargaannya kepada Grab dan OVO atas kerjasama yang telah terjalin dalam upaya kemanusiaan. Termasuk di dalamnya adalah sumbangan dana kemanusiaan melalui BenihBaik.com yang akan diberikan kepada warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang terdampak konflik.
“Kami percaya bahwa begitu banyak yang diperlukan di sana dan bantuan ini akan turut meringankan beban mereka yang menjadi korban,” ujar Andy.
Sebelumnya, aplikasi Grab terancam terkena boikot usai istri founder Anthony Tan yang bernama Chloe Tong diduga mendukung Israel. Istri founder Grab yang merupakan warga negara Singapura ini dianggap mendukung gerakan Israel usai mengunggah momen berlibur ke negara tersebut.
Melalui tangkapan layar yang beredar, Chloe berbicara mengenai pengalamannya selama perjalanan ke Israel dan menyampaikan betapa dia menikmati perjalanannya tersebut. Lantas yang dibagikan oleh Chloe dianggap oleh warganet sebagai bentuk dukungan terhadap Israel.
Isu ini mencuat setelah seorang pengguna X (dulunya Twitter) membagikan tangkapan layar dari unggahan Chloe yang menuduh Grab memberikan dukungan kepada Israel, dan mengajak masyarakat untuk memboikot perusahaan tersebut. Namun, cuitan yang berisi tudingan tersebut kini sudah dihapus.